Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan didampingi Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr Azhar Jaya meresmikan pengoperasian Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Papua Barat yang berlokasi di Kelurahan Amban, Kabupaten Manokwari, Senin.
Pembangunan rumah sakit tipe C yang berdiri di atas lahan seluas 14.406 hektare itu, menelan anggaran Rp436 miliar, dikerjakan sejak 2015 saat masa pemerintahan mantan Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi.
Gubernur Mandacan menyebut pekerjaan ke depan jauh lebih sulit, dari sekedar meresmikan pengoperasian gedung rumah sakit.
"Kehadiran rumah sakit ini sebagai bentuk upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Papua Barat. Kami segera menindak-lanjuti arahan Menteri Kesehatan untuk peningkatan kelas agar lebih unggul dari segi pelayanan," kata orang nomor satu di Provinsi Papua Barat itu.
Agar pengelolaan RSUP Papua Barat itu berkualitas, katanya, dibutuhkan kolaborasi anggaran baik dari sumber Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua Barat maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berasal dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkes.
Sekretaris Ditjen Pelkes Kemenkes dr Azhar Jaya berharap ke depan RSUP Papua Barat berubah status menjadi tipe B dengan pelayanan yang terlengkap di wilayah Provinsi Papua Barat.
"RSUP Papua Barat tidak hanya menjadi sebuah puskesmas besar, dalam arti hanya besar dan mewah gedungnya, namun standar pelayanannya hampir sama dan sederajat dengan puskesmas," ujar Azhar Jaya mengingatkan.
Kemenkes, katanya, terus mendorong agar RSUP Papua Barat menjadi rumah sakit rujukan nasional. Selain itu, juga menjadi rumah sakit rujukan penanganan penyakit jantung, stroke dan kanker di wilayah Papua dan kawasan timur Indonesia. Pasalnya ketiga penyakit tidak menular itu kini menjadi penyumbang terbesar angka kematian di Indonesia.
"Kita bersama-sama terus meningkatkan pelayanan RSUP Papua Barat agar segera naik status ke tipe B," kata Azhar Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
Pembangunan rumah sakit tipe C yang berdiri di atas lahan seluas 14.406 hektare itu, menelan anggaran Rp436 miliar, dikerjakan sejak 2015 saat masa pemerintahan mantan Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi.
Gubernur Mandacan menyebut pekerjaan ke depan jauh lebih sulit, dari sekedar meresmikan pengoperasian gedung rumah sakit.
"Kehadiran rumah sakit ini sebagai bentuk upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Papua Barat. Kami segera menindak-lanjuti arahan Menteri Kesehatan untuk peningkatan kelas agar lebih unggul dari segi pelayanan," kata orang nomor satu di Provinsi Papua Barat itu.
Agar pengelolaan RSUP Papua Barat itu berkualitas, katanya, dibutuhkan kolaborasi anggaran baik dari sumber Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua Barat maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berasal dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkes.
Sekretaris Ditjen Pelkes Kemenkes dr Azhar Jaya berharap ke depan RSUP Papua Barat berubah status menjadi tipe B dengan pelayanan yang terlengkap di wilayah Provinsi Papua Barat.
"RSUP Papua Barat tidak hanya menjadi sebuah puskesmas besar, dalam arti hanya besar dan mewah gedungnya, namun standar pelayanannya hampir sama dan sederajat dengan puskesmas," ujar Azhar Jaya mengingatkan.
Kemenkes, katanya, terus mendorong agar RSUP Papua Barat menjadi rumah sakit rujukan nasional. Selain itu, juga menjadi rumah sakit rujukan penanganan penyakit jantung, stroke dan kanker di wilayah Papua dan kawasan timur Indonesia. Pasalnya ketiga penyakit tidak menular itu kini menjadi penyumbang terbesar angka kematian di Indonesia.
"Kita bersama-sama terus meningkatkan pelayanan RSUP Papua Barat agar segera naik status ke tipe B," kata Azhar Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022