Wasior, (Antaranews Papua Barat)-Warga di pinggiran kota Wasior terutama di bagian utara  mendesak pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, menyiapkan angkutan khusus untuk antar jemput para siswa.

"Terdapat tiga kampung di bagian utara Wasior yakni Dotir, Maimari dan Rado. Letak kampung jauh dari sekolah, anak-anak kita SMP dan SMA dari bagian utara ini kesulitan," kata Kepala Kampung Dotir, Yusak Marani di Wasior, Kamis.

Ia menyebutkan, selama ini mereka sering kali terlambat masuk sekolah bahkan terpaksa bolos sekolah karena tidak ada sarana transportasi menuju dan dari sekolah ke kampung mereka. 

Sebetulnya, kata dia, sudah ada bus sekolah namun tidak melintasi Kampung Dotir.  Pada tahun 2017 ada siswa tahan kelas karena tingkat kehadiranya di sekolah rendah.

Hingga saat ini, lanjutnya, belum ada angkutan umum yang rutin masuk ke wilayah setempat. Satu-satunya sarana transportasi andalan warga termasuk para siswa adalah ojek. 

"Tapi karena ongkos ojek cukup tinggi mencapai 40 ribu pulang pergi, banyak orang tua siswa kesulitan sehingga sering kali anak-anak mereka harus berjalan kaki ke sekolah," sebutnya lagi.

Ema Latuperissa, guru SMP Negeri Wasior membenarkan banyak siswa dari Kampung Dotir dan Maimari sering terlambat masuk sekolah karena harus berjalan kaki ke sekolah. Pihaknya sekolah bahkan terpaksa mengundurkan jam masuk sekolah.

“Harusnya masuk sekolah jam delapan kurang tapi selama ini kita undur untuk menyesuaikan dengan siswa dari utara yang sering terlambat. Kasihan mereka harus jalan kaki, kalau dulu memang biasa jalan kaki karena dulu itu jalan tikus masih banyak pohon. Tapi sekarang jalan di tengah panas kasihan, jadi mohon kalau bisa bus sekolah sampai di kampung Dotir, “ ujar Ema.
    
Terkait itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Hanock Mariai mengatakan pihaknya telah memprogramkan pengadaan bus sekolah pada tahun anggaran 2019.
    
“Untuk bus sekolah kita upayakan tahun 2019 ada satu unit. Kita pakai untuk melayani anak-anak yang tinggal jauh termasuk di selatan untuk melayani anak-anak yang sekolah di SMP Doipui (di distrik Rasiei) karena letaknya ada di hutan, “ jelas Mariai.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018