Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat melibatkan perangkat gereja dalam upaya menekan kemiskinan ekstrem dan gizi buruk yang mengakibatkan gagal tumbuh pada balita atau stunting di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf).
"Pemerintah butuh peran gereja dalam penanganan dua masalah tersebut," kata Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw di Manokwari, Kamis.
Ia menjelaskan peran partisipasi dari gereja yang dimaksud seperti ikut menyosialisasikan ke masyarakat terkait program pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem dan stunting.
Hal ini berkaitan dengan keengganan masyarakat perkampungan terutama ibu hamil dan ibu menyusui yang memeriksakan kesehatan secara rutin di Puskemas atau layanan kesehatan lainnya milik pemerintah.
"Gereja bisa buat tempat pelayanan jika mama-mama takut ke Puskesmas. Kalau pendeta yang beri imbauan pasti masyarakat ikut," kata Waterpauw.
Menurut dia konsep yang pemerintah daerah lakukan dalam penanganan kemiskinan ekstream adalah penyaluran bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat lokal melalui ekonomi kreatif, sehingga pendapatan per kapita masyarakat mengalami peningkatan.
Untuk penangangan stunting, pemerintah provinsi maupun kabupaten berkolaborasi menjalankan program bapa asuh, pemberian makanan nutrisi, dan pengukuran tinggi badan bagi balita stunting.
"Supaya anak cucu terlahir sehat, kita siapkan sejak dalam kandungan sampai bayi dan dewasa.Itu tanggung jawab kita sebagai orang tua," ujar Waterpauw.
Saat ini, kata dia, pemerintah provinsi telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengintervensi program percepatan penurunan kemiskinan ekstrem dan stunting di seluruh Papua Barat.
Selain pembentukan satgas, pemerintah provinsi mengalokasikan dana sebesar Rp18 miliar agar pelaksanaan program intervensi berjalan maksimal sesuai ekspektasi bersama.
Waterpauw menekankan bahwa hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Pegunungan Arfak 51,5 persen dan menjadi yang tertinggi di Papua Barat.
Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi kolaborasi antara pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat agar upaya penanggulangan stunting bisa lebih optimal dalam kurun waktu tiga hingga enam bulan ke depan.
"Kita coba berkolaborasi dengan segala komponen untuk atasi masalah ini. Coba libatkan tokoh-tokoh agama untuk bersama menyelesaikan ini," kata Gubernur Waterpauw.
Ia menegaskan penghapusan kemiskinan ekstrem dan stuntin bermaksud agar generasi muda Papua sebagai generasi penerus bangsa lebih berkualitas dan memiliki daya saing dengan masyarakat Indonesia lainnya.
Dalam kesempatan itu, Paulus Waterpauw bersama Ketua Tim Penggerak PKK Papua Barat Roma Megawanti Pasaribu menyerahkan 123 paket bantuan kebutuhan pokok diserahkan kepada GPKAI Jemaat Maranatha Singgenya.
"Kita harus bangun ketahanan ekonomi keluarga dan kesehatan anggota keluarga di setiap kabupaten di Papua Barat," ucap Paulus Waterpauw.
Pemerintah libatkan gereja atasi kemiskinan ekstrem di Pegaf
Kamis, 8 Juni 2023 14:50 WIB
Gereja bisa buat tempat pelayanan jika mama-mama takut ke Puskesmas. Kalau pendeta yang beri imbauan pasti masyarakat ikut