Sorong, (Antara)-Wartawan dan Masyarakat menggelar doa dan pembakaran seribu lilin untuk mengenang Kezia bocah enam tahun yang diperkosa dan dibunuh pada 10 Januari 2017.
Aksi doa dan pembakaran lilin yang digelar di taman DEO Kota Sorong, Kamis (12/1), pukul 20.00 WIT juga dihadiri oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Maria Isir dan Kepala Kejaksaan Negeri Sorong Damrah Muin serta keluarga korban dan aktivis LSM.
Koordinator aksi Olha Irianti Mulalinda mengatakan, aksi doa dan pembakaran seribu lilin ini digagas oleh wartawan Kota Sorong yang melibatkan keluarga Kezia secara spontanitas untuk mengenang jasad korban.
"Sekaligus berdoa secara bersama-sama dengan harapan Kezia dapat diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa,"ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan agar keluarga korban terutama kedua orang tua korban merasakan peristiwa yang menimpa keluarganya mendapat perhatian dari semua pihak.
Ia berharap semoga penegak hukum dapat memberikan hukuman sesuai dengan perbuatan para pelaku sehingga menjadi pelajaran agar tidak terjadi hal serupa kepada anak-anak lainnya.
Nasir Wartawan Harian Cahaya Papua yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan agar masyarakat mengetahui bahwa kasus yang dialami Kezia merupakan kasus serius yang harus dikawal hingga mendapat putusan yang seadil-adilnya.
Dia meminta kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sorong agar terus melakukan pendampingan terhadap kakak kandung korban yang saat ini masih trauma akibat pembunuhan itu.
"Kami juga mengimbau kepada seluruh orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan kepada anak-anak agar tidak terjadi kasus serupa,"ungkapnya.(*)