Kopi Arabika Arfak di Pegunungan Arfak sudah merambah pasar Eropa, kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Yacob Fonataba.

Ditemui di Manokwari, Selasa, Yacob Fonataba, mengutarakan bahwa saat ini sudah ada sekitar 200 hektare lahan perkebunan kopi di Pegunungan Arfak. Tahun ini akan ada penambahan seluas 100 hektar.

"Pengiriman kopi ke Eropa seperti Jerman dan Belanda ini masih dalam skala kecil, sangat sedikit. Untuk saat ini produksinya belum besar sehingga untuk mengirim dalam jumlah yang banyak belum bisa dilakukan," ucap Fonataba.

Dia menjelaskan kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Papua Barat. Pengembangan kopi masuk dalam skema program pembangunan berkelanjutan di provinsi ini.

Selain kopi, pada program ekonomi hijau itu, kata dia, pemprov juga sedang mengembangkan komoditas lain seperti pala, kakao dan kepala dalam di beberapa daerah lainya.

Menurutnya pengembangan kopi di Pegunungan Arfak dilakukan dengan sejumlah pertimbangan diantaranya kesiapan petani serta status wilayah sebagai kawasan lindung.

"Kita tidak bisa memaksakan pengembangan dalam sekala besar pada satu titik. Pegunungan Arfak merupakan kawasan penyangga jadi kita harus hati-hati," ujarnya.

Pengembangan kopi di daerah ini dilakukan di beberapa titik yang tersebar di sejumlah distrik atau kecamatan. Biji kopi yang diperdagangkan saat ini merupakan hasil panen dari penanaman yang dilakukan beberapa tahun lalu.

"Kita juga saat ini sedang menyiapkan masyarakat atau petani. Tanaman kopi membutuhkan perawatan secara intensif, maka untuk menghasilkan kualitas kopi yang bagus mereka harus dibekali keterampilan dari perawatan tanaman, panen hingga pascapanen," ucap Fonataba lagi.

Ia berharap, dalam waktu lima tahun kedepan ekspor kopi ke pasar global bisa lebih tinggi dari sekarang.

"Untuk persaingan pasar saya rasa tergantung kualitas. Kalau kita bisa mempertahankan itu kopi Arabika Arfak pasti siap bersaing," demikian Yacob Fonataba.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020