Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, akan mendorong peningkatan produksi rumput laut para petani di daerah tersebut.

"Target kita satu kali pengiriman minimal bisa 40 ton. Kalau sekarang baru 20 ton, itu kurang efisien bagi buyer (pembeli) maka kita harus tingkatkan hasil panennya," ucap penjabat Bupati Teluk Wondama, Abudulatief Suaeri di Manokwari, Selasa.

Teluk Wondama pada Selasa (27/10) melakukan pengiriman perdana rumput laut kering ke Surabaya melalui Pelabuhan Manokwari. Pengiriman itu dilakukan oleh investor dari Surabaya.

Abdulatief menjelaskan biaya operasional pengiriman rumput laut dari Teluk Wondama menuju Surabaya cukup tinggi. Saat ini pembeli mengambil langsung dari petani di kampung-kampung dan selanjutnya pengiriman dilakukan melalui Pelabuhan Manokwari.

Menurutnya Teluk Wondama masih memiliki potensi perairan cukup luas untuk pengembangan rumput laut. Peningkatan jumlah hasil panen sangat memungkinkan untuk dilakukan.

Ia pun sudah menginstruksikan kepala Dinas Kelautan dan Perikanan agar segera mengkoordinasikan hal itu kepada para petani. Target produksi 40 ton perbulan diharapkan segera tercapai.

"Dalam hal budidaya dan perdagangan rumput laut ini petani kita sangat dimudahkan. Mereka tidak perlu capek-capek menjual keluar karena buyer datang langsung ke setiap petani sehingga mereka terima bersih," katanya.

Dia pun berharap pengiriman perdana ini memacu masyarakat untuk turut mengembangkan budidaya rumput laut. Dengan demikian perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kampung meningkat.

"Kita tidak butuh waktu lama untuk bisa menikmati hasil dan merawatnya pun tidak susah. Dalam 40 hari rumput laut sudah bisa dipanen. Harga beli di petani mencapai Rp 6.000 perkilo gram, ini lumayan," katanya lagi.

Abdulatief berharap, seluruh kampung pesisir di Teluk Wondama mengembangkan rumput laut.

"Untuk perdagangannya sudah tidak sulit. Pembeli datang langsung ke petani dan berapa pun panen yang dihasilkan mereka siap menampung," katanya. 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020