Merauke,(Antaranews Papua Barat)-Jarang menemukan anggota TNI yang menjadi petani, bahkan dengan setia membimbing warga kampung untuk mengolah lahan tidur agar bisa bermanfaat untuk meningkatkan kemakmuran. Di Kampung Salor Indah, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, seorang anggota TNI berpangkat Kopral Satu (Koptu),  Andi Naiwari,  mau melakukan itu.

Dia dengan setia membimbing para petani dari Kampung Salor Indah, untuk mengolah lahan potensial di Kampung Wind Jaya yang luasnya mencapai 623 hektar lebih. Lahan itu sangat potensial untuk pengembangan tanaman padi dan aneka palawija.

Tak heran, jika hari-hari Pak Andi, demikian sapaan akrabnya, selalu bergelut dengan para petani, berkubang lumpur,  sibuk  melakukan perawatan, pemupukan, panen, angkut hasil hingga penanganan pasca-panen dan pemasaran di Kota Merauke.

“Hasil panen dari Kampung Wind Jaya kami bawa, tampung dan giling di Kampung Salor Indah. Beras nanti kami jual di Pasar Kota Merauke,”kata Pak Andi sambil menambahkan, masyarakat mulai antusias mengembangkan tanaman padi di Wind Jaya, karena terbukti memberikan hasil yang memuaskan.

Menurutnya, salah satu hambatan yang paling dirasakan adalah jarak antara Kampung Salor Indah dan lahan persawahan di Wind Jaya sekitar tiga kilometre lebih, masih dalam tanah urukan, sehingga jika terjadi hujan, luar biasa becek. Kendaraan pengangkut hasil panen sulit melintas.

Karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian, karena potensi persawahan baik untuk pengembangan  tanaman padi, maupun aneka palawija di Wind Jaya, sangat menjanjikan. Sebagai alat negara, Pak Andi sudah bernazar untuk tetap mendampingi warga petani, agar lahan potensial yang ada diolah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Koptu Andi Naiwari bersama petani di Kampung Solar Indah Merauke. (foto/Antaranews Papua Barat/Istimewa)
Ketika menyinggung mengenai tingkat kesuburan lahan, Pak Andi mengaku, kadar asam lumayan tinggi, sehingga diperlukan pupuk yang memadai untuk menetralisir kadar asam. Jika pupuk kurang, maka kemungkinan hasil panen tidak maksimal.

Pengembangan lahan pertanian di Wind Jaya mencapai lebih dari 600 hektar itu, sangat mendukung program pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai sentra pengembangan pangan dan energy nasional, sebagaimana dicanangkan pemerintah belasan tahun silam dalam paket MIFE (Merauke Integrated Food and  Energy) atau Program Terpadu Pangan dan Energi.(*)

Pewarta: Joice Duwiri - Jurnalis Warga

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018