Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Papua Barat mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp1 miliar untuk program penanaman mangrove yang dilaksanakan selama tahun 2025 di tiga kabupaten yakni Teluk Bintuni, Teluk Wondama, dan Kaimana.

Kepala Dishut Papua Barat Jimmy Walter Susanto di Manokwari, Senin, mengatakan kegiatan rehabilitasi hutan dan penanaman bibit mangrove merupakan upaya pemerintah daerah mendukung pengurangan emisi karbon dioksida dari atmosfer.

"Bibit mangrove yang dibutuhkan untuk program penanaman tahun 2025 jumlahnya lebih dari 10 ribu bibit," kata Jimmy.

Dia menyebut bahwa Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Kaimana merupakan daerah dengan potensi kawasan hutan mangrove terbesar dari total luasan secara keseluruhan di Provinsi Papua Barat kurang lebih mencapai 471 ribu hektare.

Kawasan konservasi mangrove juga dapat dikembangkan menjadi destinasi ekowisata yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor kehutanan, dan pengelolaan ekowisata tersebut melibatkan peran masyarakat lokal.

"Tiga kabupaten itu punya potensi mangrove terbesar," ucap Jimmy.

Pihaknya berencana mengusulkan pembentukan unit pelaksana teknis (UPT) yang khusus menangani konservasi mangrove di Papua Barat, namun usulan tersebut tentu akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

Pemerintah daerah juga terus mengedukasi masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pelestarian mangrove di tujuh kabupaten se-PapuaBarat, karena relevan dengan komitmen dalam merealisasikan pembangunan berkelanjutan.

"Sifatnya hanya usulan saja, karena berkaitan dengan kemampuan finansial daerah," katanya.

Dia menjelaskan rehabilitasi mangrove tahun 2024 mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah bibit maupun luas lahan yang dilakukan penanaman dengan dua tahap, yaitu tahap pertama delapan hektare dan tahap kedua sepuluh hektare.

Alokasi bibit pohon mangrove untuk pelaksanaan program kegiatan rehabilitasi pada tahap pertama sebanyak 3.200 batang bibit, dan tahap kedua mengalami peningkatan menjadi 4 ribu batang bibit mangrove.

 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2025