Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Papua Barat tumbuh 6,24 persen pada quartal atau triwulan III-2019 dibanding triwulan II.

"Data q to q pertumbuhan cukup besar 6,24 persen namun secara y to y pada periode yang sama yakni triwulan III pada 2018 pertumbuhanya hanya 2,96 persen," kata Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia di Manokwari, Selasa.

Ia mengutarakan, perlu kerja keras untuk mengejar pertumbuhan ekonomi di daerah ini agar setara dengan pertumbuhan nasional yang mencapai 5,1 persen.

Menurutnya seluruh sektor harus digerakkan agar bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Papua Barat 2019, di antaranya sektor administrasi pemerintahan serta industri pengolahan.

"Realisasi APBD sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu pula industri pengolahan, terutama minyak dan gas bumi," ujar Maritje lagi.

Ia berharap, dalam dua bulan tersisa pergerakan seluruh sektor bisa menggerek naik pertumbuhan ekonomi Papua Barat. Diharapkan pada akhir 2019 pertumbuhan ekonomi di daerah ini dapat mendekati pertumbuhan nasional.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, Donny Heatubun pada kesempatan yang sama mengutarakan, ekonomi Papua Barat pada 2019 akan tetap mengalami pertumbuhan meskipun tidak sebagus pada realisasi 2018.

"Pertumbuhan y to y kemungkinan maksimal 4 persen atau sedikit di bawah realisasi nasional. q to q bisa mencapai 7 persen. Industri pengolahan terutama migas cukup berpengaruh bahkan punya andil paling besar dalam struktur PDRB Papua Barat," sebut Donny.

Pihaknya pun berharap, inflasi di provinsi ini terus terkendali menjelang akhir 2019. Tantangan dalam waktu dekat yakni Hari raya Natal serta tahun baru.

"Masih ada satu tikungan lagi, mudah-mudahan Papua Barat bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendongkrak realisasi pertumbuhan ekonomi," katanya.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019