Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Kabupaten Mimika, Papua Tengah menyatakan kebanggaannya telah melahirkan perempuan pertama dari suku Amungme sebagai dokter, yaitu dr Sephia Chrisilla Jangkup yang dikukuhkan di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Jumat (10/1).

Direktur YPMAK Dr Leonardus Tumuka yang dihubungi dari Manokwari, Senin, mengatakan keberhasilan Sephia lulus sebagai dokter menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Suku Amungme dan Kamoro, serta lima suku kekerabatan lainnya di Mimika.

"Sungguh ini sesuatu yang sangat positif dan menjadi penyemangat bagi kita semua. Tentu ini akan membuka jalan bagi munculnya dokter-dokter baru dari kalangan anak-anak asli Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan," kata Leonardus.

Ia mengatakan butuh waktu sangat lama bagi dua suku asli di Mimika itu untuk dapat melahirkan tenaga dokter. Padahal, dukungan pendanaan dari PT Freeport Indonesia dalam bentuk program beasiswa bagi putra-putri asli Papua dari Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan di Mimika sudah berlangsung selama lebih dari 27 tahun.

Dalam kurun waktu itu, lembaga pengelola dana kemitraan dari PTFI atau yang biasa disebut dana 1 persen sudah beberapa kali berganti nama, mulai dari Pengembangan Wilayah Terpadu Timika (PWT2), Lembaga Pengembangan Irian Jaya (LPM-Irja), Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), dan kini menjadi YPMAK.

"Dukungan yang diberikan oleh PTFI sangat besar, tapi tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan. Kalau dihitung sejak tahun 1996 sampai sekarang sudah ada lebih dari 12 ribu peserta program beasiswa yang dibiayai," tutur Leonardus.

Sephia Jangkup tercatat menjadi peserta program beasiswa YPMAK sejak menempuh pendidikan di SMP dan SMA Lokon St Nikolaus Tomohon, Sulawesi Utara hingga menyelesaikan pendidikan jenjang Fakultas Kedokteran UKI Jakarta.

Pada 2023, salah satu putra asli Suku Amungme juga berhasil menyelesaikan pendidikan kedokteran pada salah satu universitas di Pulau Jawa.

"Sekarang sudah ada dua peserta program beasiswa YPMAK yang lulus jadi dokter. Yang pertama lulus tahun 2023, saat ini masih menyelesaikan studi manajemen rumah sakit," ujar Leonardus, putra pertama dari Suku Kamoro yang menyelesaikan studi doktoralnya di University of the Philipines Los Banos, Filipina tahun 2015 pada bidang Community Development, juga dengan beasiswa dari YPMAK (dulu LPMAK).

dr Sephia Chrisilla Jangkup (tengah) diapit orang tua bersama Direktur PT Freeport Indonesia Claus Wamafma dan Direktur YPMAK Leonardus Tumuka usai pengukuhan di UKI Jakarta, Jumat (10/1/2025). (ANTARA/HO-YPMAK)

Saat ini tercatat sekitar 12 putra-putri suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lain yang tengah menempuh pendidikan kedokteran di sejumlah universitas di Indonesia.

"Kesempatan yang ada ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh anak-anak melalui dukungan penuh dari PT Freeport. Selagi perusahaan masih beroperasi, kita harapkan adik-adik yang masih sekolah manfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang ada untuk meraih masa depan yang lebih baik," kata Leonardus.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: YPMAK bangga lahirkan perempuan pertama Suku Amungme jadi dokter

Pewarta: Evarianus Supar

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2025