Putra asli daerah menjadi prioritas dalam perekrutan prajurit TNI di yang dilaksanakan di wilayah Komando Daerah Militer (Kodam)  XVIII/Kasuari-Papua Barat dalam waktu dua tahun terakhir.

Kodam Kasuari diresmikan pada 19 Desember 2016. Sejak berdiri hingga saat ini Panglima TNI serta Kepala Staf TNI-AD masih mempercayakan Kodam baru tersebut di bawah kepemimpinan Mayjen Joppey Onesimus Wayangkau, putra asli Papua yang memiliki perhatian serius terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Pangdam Mayjen Joppey Onesimus Wayangkau di Manokwari, Minggu, mengutarakan setiap tahun TNI terus melakukan perekrutan prajurit baik,Tamtama , Bintara mapun akademi militer. Putra-putri asli Papua terus mendapat prioritas dalam perekrutan tersebut dan pihaknya juga berupaya maksimal agar mendapat SDM TNI terbaik.

"Yang menampilkan ilmu bela diri Yongmodo kemarin itu sebagian besar juga anak-anak Papua yang masih menjalani pendidikan di Rindam Kasuari. Kita bisa lihat sendiri perkembanganya sebelum dan setelah menjalani pendidikan," sebut Wayangkau.

Dalam perekrutan Bintara tahun ini, lanjut Pangdam, putra daerah mendapat porsi 80 persen. Mereka dipersiapkan untuk memenuhi kekurangan personil di jajaran Kodam Kasuari.

"Calon Bintara yang akan segera mengikuti pendidikan ini sebanyak 276 orang. Sebanyak 219 di antaranya  adalah putra Papua sisanya putra non-Papua yang lahir dan besar di Papua Barat," ujarnya lagi.

Sebagian diantara mereka, sebut Wayangkau, sudah diberangkatkan ke Rindam XVII/Cenderawasih di Jayapura, Papua dan yang lain akan segera menyusul.

"Kita punya Rindam belum bisa mendidik Bintara karena masih ada keterbatasan fasilitas maupun instruktur. Pelan-pelan akan kita benahi," ujarnya lagi.

Menurutnya, Mabes TNI-AD memberi perhatian serius terhadap pembangunan SDM Papua. Ia berharap, tahun depan putra-putri asli Papua di daerah tersebut kembali mendapat kuota yang lebih banyak.

Ia juga berharap, para calon prajurit Bintara ini menjalani pendidikan secara baik. Selanjutnya bisa kembali dengan jumlah yang utuh sehingga bisa tempatkan di satuan-satuan yang selama ini masih mengalami kekurangan personil.

"Tidak lama, pendidikan cuma 6 sampai 7 bulan. Mudah-mudahan mereka bisa bertahan dan pulang benar-benar siap ditempatkan di seluruh wilayah Papua Barat," pungkasnya.
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019