SMA Negeri 1 Manokwari, Papua Barat pada tahun ini mengirimkan 10 siswa-siswi mereka untuk mengikuti dua kompetisi ilmu pengetahuan tingkat internasional.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Manokwari Lucinda Patricia Mandobar di Manokwari, Kamis, mengatakan dua kompetisi tersebut adalah World Invention Competition and Exhibition (WICE) di Malaysia 22-24 September 2024 dan International Science and Invention Fair (ISIF) di Bali pada 5-9 November 2024.
"Anak-anak kita masuk dalam Tim Papua Bisa Manokwari yang merupakan gabungan 20 pelajar dari beberapa SMA di Manokwari," ujarnya.
Pada kompetisi WICE 2024 di Malaysia, empat murid SMAN 1 tergabung dalam dua tim yang beranggotakan 10 pelajar dari SMAN 2 Manokwari, SMAN Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat, SMA Katolik Villanova Manokwari.
Pada kompetisi tersebut, kedua tim berhasil memperoleh medali emas untuk penelitian applied life science dan innovative social sciences.
Prestasi gemilang juga diraih pada kompetisi ISIF di Bali dimana SMAN 1 mengirimkan enam muridnya tergabung dalam dua tim yang beranggotakan 10 pelajar dari SMAN 2 Manokwari, SMAN Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat, SMA Katolik Villanova Manokwari.
Pada kompetisi tersebut, kedua tim berhasil memperoleh medali emas untuk penelitian life science dan environmental science.
"SMAN 1 sudah tergabung dalam Tim Papua Bisa Manokwari sejak tahun 2019. Tahun ini adalah tahun ketujuh kami untuk mengikuti berbagai kompetisi baik tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.
Ia mengatakan keberhasilan SMAN 1 Manokwari mencetak pelajar-pelajar unggulan karena para murid diberi ruang yang besar untuk berekspresi lewat ekstra kurikuler.
Murid-murid juga didorong dan diberi motivasi agar dapat mengikuti setiap lomba tingkat SMA yang diselenggarakan level daerah, nasional hingga internasional.
"Jadi mengikuti lomba sudah jadi budaya di SMAN 1. Kalau ada lomba, kita akan menunjuk guru untuk membimbing, anak-anak kita dorong untuk ikut. Menang kalah adalah persoalan terakhir, yang penting setiap anak mendapat pengalaman," ujarnya.
Ia menjelaskan pihak sekolah juga tidak membeda-bedakan anak didik untuk mengembangkan minat masing-masing.
Bagi guru-guru di SMAN 1 semua anak mempunyai keunggulan masing-masing dan ketika mereka diberi ruang oleh sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat maka mereka mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa.
"Tentu tidak semua anak bagus dalam ilmu pengetahuan tetapi mereka pasti mempunyai keunggulan lain mungkin dalam bentuk kesenian, olahraga dan sebagainya. Kita di sini melihat anak tidak dari nilai akademik, tapi berdasarkan kemampuan minat bakat mereka," ujarnya.
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Manokwari Recky A.D Risamasu mengatakan SMAN 1 Manokwari merupakan salah satu sekolah unggulan dan selalu menjadi favorit orang tua untuk sekolahkan anaknya.
Keunggulan tersebut karena SMA 1 Manokwari mampu mengelola dan aktif menunjukkan keunggulan mereka.
Namun menurutnya, SMA/SMK lain sebenarnya juga tidak berbeda jauh dari segi kualitas karena seluruh SMA/SMK baik negeri atau swasta saat ini menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB).
"Penerapan KMB sudah semakin baik dan berdampak positif bagi sekolah, karena KMB dapat memberikan kesempatan kepada anak didik kita untuk bisa mengembangkan minat kreasi dan sekaligus prestasi akademik yang mereka tekuni," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Manokwari Lucinda Patricia Mandobar di Manokwari, Kamis, mengatakan dua kompetisi tersebut adalah World Invention Competition and Exhibition (WICE) di Malaysia 22-24 September 2024 dan International Science and Invention Fair (ISIF) di Bali pada 5-9 November 2024.
"Anak-anak kita masuk dalam Tim Papua Bisa Manokwari yang merupakan gabungan 20 pelajar dari beberapa SMA di Manokwari," ujarnya.
Pada kompetisi WICE 2024 di Malaysia, empat murid SMAN 1 tergabung dalam dua tim yang beranggotakan 10 pelajar dari SMAN 2 Manokwari, SMAN Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat, SMA Katolik Villanova Manokwari.
Pada kompetisi tersebut, kedua tim berhasil memperoleh medali emas untuk penelitian applied life science dan innovative social sciences.
Prestasi gemilang juga diraih pada kompetisi ISIF di Bali dimana SMAN 1 mengirimkan enam muridnya tergabung dalam dua tim yang beranggotakan 10 pelajar dari SMAN 2 Manokwari, SMAN Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat, SMA Katolik Villanova Manokwari.
Pada kompetisi tersebut, kedua tim berhasil memperoleh medali emas untuk penelitian life science dan environmental science.
"SMAN 1 sudah tergabung dalam Tim Papua Bisa Manokwari sejak tahun 2019. Tahun ini adalah tahun ketujuh kami untuk mengikuti berbagai kompetisi baik tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.
Ia mengatakan keberhasilan SMAN 1 Manokwari mencetak pelajar-pelajar unggulan karena para murid diberi ruang yang besar untuk berekspresi lewat ekstra kurikuler.
Murid-murid juga didorong dan diberi motivasi agar dapat mengikuti setiap lomba tingkat SMA yang diselenggarakan level daerah, nasional hingga internasional.
"Jadi mengikuti lomba sudah jadi budaya di SMAN 1. Kalau ada lomba, kita akan menunjuk guru untuk membimbing, anak-anak kita dorong untuk ikut. Menang kalah adalah persoalan terakhir, yang penting setiap anak mendapat pengalaman," ujarnya.
Ia menjelaskan pihak sekolah juga tidak membeda-bedakan anak didik untuk mengembangkan minat masing-masing.
Bagi guru-guru di SMAN 1 semua anak mempunyai keunggulan masing-masing dan ketika mereka diberi ruang oleh sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat maka mereka mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa.
"Tentu tidak semua anak bagus dalam ilmu pengetahuan tetapi mereka pasti mempunyai keunggulan lain mungkin dalam bentuk kesenian, olahraga dan sebagainya. Kita di sini melihat anak tidak dari nilai akademik, tapi berdasarkan kemampuan minat bakat mereka," ujarnya.
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Manokwari Recky A.D Risamasu mengatakan SMAN 1 Manokwari merupakan salah satu sekolah unggulan dan selalu menjadi favorit orang tua untuk sekolahkan anaknya.
Keunggulan tersebut karena SMA 1 Manokwari mampu mengelola dan aktif menunjukkan keunggulan mereka.
Namun menurutnya, SMA/SMK lain sebenarnya juga tidak berbeda jauh dari segi kualitas karena seluruh SMA/SMK baik negeri atau swasta saat ini menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB).
"Penerapan KMB sudah semakin baik dan berdampak positif bagi sekolah, karena KMB dapat memberikan kesempatan kepada anak didik kita untuk bisa mengembangkan minat kreasi dan sekaligus prestasi akademik yang mereka tekuni," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024