PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Pemerintah Kabupaten Mimika, kalangan akademisi dan masyarakat Kamoro berupaya mempercepat restorasi ekosistem mangrove di muara Sungai Ajkwa, Mimika melalui program Estuary Structure

General Superintendent Reklamasi & Project, Environmental Division PTFI Roberth Sarwom di Timika, Selasa mengatakan, Estuary Structure di muara Sungai Ajkwa untuk menangkap sedimentasi dari tailing atau pasir sisa tambang untuk dibentuk menjadi daratan yang ditanami kembali dengan mangrove.

"Program Estuary Structure merupakan komitmen Freeport Indonesia dalam restorasi lingkungan guna mempercepat restorasi ekosistem mangrove di Muara Sungai Ajkwa," kata Roberth.

Program pembangunan Estuary Structure melibatkan masyarakat Kamoro, Pemda Mimika, hingga kalangan Akademisi dari Universitas Papua, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Institut Sains dan Teknologi Jakarta.

PTFI berkomitmen melakukan revegetasi lahan terbentuk seluas 500 hektare per tahun. Hingga saat ini dari tahun 2005 PTFI telah melakukan revegetasi seluas 953.59 hektare dan akan terus bertambah.

Estuary Structure melibatkan 24 kelompok masyarakat dari Suku Kamoro yang mendiami area dataran rendah Kabupaten Mimika. Pada akhir tahun 2022 hingga 2023 PTFI mempekerjakan 300 karyawan asli Suku Kamoro.

Ia menjelaskan, metode pada Estuary Structure adalah Struktur Geotab dan Struktur Bambu. Struktur Geotab merupakan metode dengan cara memasukan tailing atau sedimen ke dalam wadah berbahan geomembran berukuran besar. Sedimen akan terendap dan tertinggal, sementara air sisa tailing dapat mengalir keluar melalui pori-pori wadah tersebut.

"Geotab kemudian dibentangkan sepanjang garis pantai yg berfungsi untuk menangkap dan menahan sedimen membentuk daratan stabil," kata Roberth.

Sedangkan Struktur Bambu merupakan metode menangkap dan menahan sedimen menggunakan bambu yang disusun membentuk huruf “E” atau “T” sehingga sering di sebut dengan E-Groin atau T-Groin. 

Bambu ditanam 200 cm ke dalam tanah dengan formasi berjejer seperti dua lapis deretan pagar. Di antara dua lapis tersebut diisi ranting pohon (debris) guna menahan endapan tailing. Hal ini akan menghasilkan endapan permanen yang akan membentuk daratan stabil.

"Kami berharap program Estuary Structure ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dan menciptakan domino efek yang positif, di mana restorasi ekosistem mangrove tidak hanya memulihkan fungsi lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat," kata Roberth.

Upaya ini dikupas tuntas dalam talkshow Festival LIKE 2 (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Terbarukan) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu 10 Agustus 2024. 

Kementerian LHK menyelenggarakan Festival LIKE 2 pada 8—11 Agustus sebagai rangkaian acara menuju COP 29 UNFCCC (29th Conference of the Parties of the United Nation Framework Convention on Climate Change) yang akan digelar pada 11--22 November 2024 di Baja, Azerbaijan. 

PTFI berpartisipasi aktif dalam festival ini melalui booth pameran dengan menghadirkan edukasi tentang Pertambangan Berkelanjutan yang diikuti ratusan pengunjung setiap harinya.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024