Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat akan segera menerapkan kurikulum pendidikan berbasis kewirausahaan bagi SMK di daerah tersebut.

Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Papua Barat, Agustinus Sroyer di Manokwari, Senin, mengatakan pemerintah menginginkan lulusan SMK tak hanya siap bekerja melalui pendidikan vokasi yang telah diperoleh.

Revitalisasi SMK saat ini sedang berlangsung dengan menggandeng interpreneur millenial muda, Billy Mambrasar yang selama ini fokus pada advokasi kewirausahaan di kalangan pemuda Papua.

"Mereka juga harus siap dan mampu berwirausaha, membangun usaha sendiri bahkan bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Revitalisasi kurikulum SMK ini kita upayakan agar adik-adik kita menuju ke arah itu," kata Agustinus.

Billy Mambrasar, pada kesempatan terpisah menyebutkan, dirinya tergabung sebagai salah satu anggota tim penyusunan strategi revitalisasi SMK di Papua Barat atas rekomendasi Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Hubungan Pusat dan Daerah, James Modouw.

"Pak James Modouw bersama pak Agus Sroyer, telah memulai rangkaian pertemuan dan loka karya, bersama dengan Kepala-kepala sekolah Menengah Kejuruan se-Provinsi Papua Barat, sejak tahun 2018 lalu. Pertemuan-pertemuan tersebut menghasilkan rancangan kerja yang akan mendorong perubahan kurikulum sekolah menengah kejuruan di Papua Barat," kata dia.

Melalui pendampingan dari berbagai tenaga ahli, rumusan strategi kurikulum SMK ini akan disesuaikan dengan konteks budaya lokal yang telah dibangun. Selanjutnya, disusun dalam satu dokumen yang akan menjadi acuan kerja dan program di Papua Barat.

Billy mengapresiasi upaya pemerintah dalam revitalisasi SMK ini. Melalui strategi tersebut diharapkan, pelaku-pelaku usaha dari kalangan muda-mudi Papua kedepan dapat tumbuh secara masif.

“Seperti apa yang dikatakan Pak James, lulusan dari sekolah vokasi di Papua Barat, jangan hanya berharap menjadi pekerja di industri dan perusahaan saja, akan tetapi, dapat juga menjadi pelaku-pelaku usaha dan pemilik bisnis. Kesempatan pekerjaan yang ada di Papua Barat terbatas, untuk dapat menampung semua lulusan SMK jelas tidak mungkin, sehingga berbisnis menjadi alternatif yang sangat baik untuk mengurangi angka pengangguran," katanya.

Berdasarkan BPS Papua Barat tahun 2019, lanjut Billy, lulusan SMK dan SMA menjadi penyumbang pengangguran terbesar di daerah ini.

"Ini merupakan langkah maju, apalagi sudah ada Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK," katanya lagi.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019