Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) bersama Pertamina Foundation melakukan pemasangan tagging hiu paus di Kwatisore, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nunu Anugrah di Nabire, Rabu, mengatakan pemasangan tagging itu untuk memantau pergerakan hiu paus lewat satelit secara berkala.

"Data pergerakan hiu paus penting untuk kebutuhan pengembangan Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang luasnya 1.453.500 hektare," kata Nunu Anugrah.

Pelestarian hiu paus, kata dia, mendapat dukungan dari Pertamina Foundation dan Pertamina Internasional Shipping melalui penandatangan perjanjian kerja sama dengan Balai Besar TNTC selama lima tahun (2023-2028).

Upaya tersebut juga memerlukan sinergisitas dan kolaborasi semua komponen yang berkaitan seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan tinggi, serta masyarakat lokal di wilayah setempat.



"Kami berharap masyarakat termasuk kepala kampung bersama-sama menjaga kelestarian Taman Nasional Teluk Cenderawasih ini," ucap dia.

Kepala Balai Besar TNTC Supartono menjelaskan bahwa data pergerakan hiu paus yang diperoleh dari alat tagging bermanfaat untuk merancang program strategis konservasi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Jumlah populasi hiu paus yang berhasil teridentifikasi sejak Desember 2023 sampai Juli 2024 sebanyak 203 ekor yang terdiri atas 180 hiu paus jantan, 6 hiu paus betina, dan 17 hiu paus belum diketahui jenis kelaminnya.

"Awalnya 195 individu, tetapi ada penambahan 8 individu baru. Rata-rata hiu paus yang ditemui di TN Teluk Cenderawasih tergolong remaja dengan ukuran 4-6 meter," ucap Supartono.

Menurut dia, pihaknya konsisten mengedukasi masyarakat di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih agar memahami manfaat pelestarian hiu paus dan ekosistem laut lainnya secara berkelanjutan.

Keterlibatan masyarakat sangat penting karena kawasan dimaksud terdapat tujuh satwa prioritas yaitu hiu paus, hiu berjalan, ikan duyung, lumba-lumba, penyu, kima, dan junai emas.

"Pemantauan hiu paus tidak hanya dilakukan dengan tagging tetapi juga pemantauan langsung untuk mengidentifikasi individu baru," ujar Supartono.
Penyelam dari Balai Besar TNTC melakukan pemasangan tagging pada sirip dorsal hiu paus di perairan Kwatisore, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah. (ANTARA/HO-Balai Besar TNTC)


Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S Bulo mengatakan Pertamina sebagai BUMN dengan armada kapal terbanyak di Indonesia ikut bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan konservasi laut.

Data tagging hiu paus akan digunakan oleh Pertamina Internasional Shipping (PIS) untuk mengurangi kecepatan kapal apabila melintasi kawasan yang menjadi lalu lintas hiu paus.

“PIS sebagai pelaku industri maritim di Indonesia ikut melestarikan hiu paus dan ekosistemnya, salah satunya mendukung pelestarian TNTC," tuturnya.

Yulius berharap pengembangan Taman Nasional Teluk Cenderawasih tidak hanya menjadi The Home of Whale Shark, tetapi juga sebagai The Centre for Studies and Research of Whale Shark.

Hal itu dapat tercapai melalui pengembangan kapabilitas nasional di bidang biodiversity conservation sehingga masyarakat lokal mampu mengembangkan dan melakukan tagging hiu paus.

"Sekaligus terlibat dalam menganalisis big data yang dihasilkan dari pemasangan tagging untuk berbagai hal positif," ujarnya.

Pelaksanaan tagging hiu paus disaksikan Staf Ahli Gubernur Papua Tengah Ukkas, Kepala DLHP Papua Tengah, Corporate Secretary PIS Muh Aryomeka Firdaus, Lanal Nabire, UPT KLHK, dan perwakilan Pemerintah Kabupaten Nabire.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Balai Besar TNTC-Pertamina lakukan pemasangan "tagging" hiu paus

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024