Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, berencana mengadopsi pola para missionaris untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut.

Kepala Disdikpora Teluk Wondama, Hanok Mariai di Wasior, Rabu, menuturkan, konsep pendidikan yang diterapkan para penyebar ajaran injil di daerah tersebut pada ratusan tahun silam terbukti mampu mencetak sumber daya manusia unggul.

"Konsep pendidikan era misionaris (zendeling) berpola asrama dengan berbasis pada budaya dan tradisi lokal. Saya menyebutnya sekolah peradaban, ini penting agar anak-anak kita maju tanpa mengesampingkan budaya dan tradisi kita," kata dia.

Dia menyebutkan, konsep sekolah peradaban telah dimulai di Distrik Naikere yang sebagian wilayahnya masih terisolir. Sejak tahun lalu di Naikere telah dibangun SMP berpola asrama untuk menampung semua lulusan SD di wilayah setempat.

Guru di SMP Naikere merupakan guru kontrak yang didatangkan khusus dari Yayasan Indonesia Cerdas. Ia berencana menerapkan itu di sekolah lainya.

“Kita sudah mulai dengan bangun SMP Naikere. Ini model sekolah peradaban itu. Ada 5 SD yang jadi penyangga. Kalau mereka sudah pintar dibawa ke sini. Bukan hanya mengajar tapi mendidik untuk pastikan moral dan etika anak-anak dibentuk dengan baik," kata Mariai.

Dalam Sekolah Peradaban, lanjut Mariai, para siswa akan diperkenalkan dengan berbagai budaya dan tradisi juga kearifan lokal masyarakat Wondama. Selain melestarikan tradisi lokal, hal itu juga dalam rangka membentuk karakter generasi muda Wondama yang selaras dengan nilai budaya dan agama.

“Konsep Sekolah Peradaban akan diramu dalam bentuk kurikulum lokal yang dimasukkan sebagai muatan lokal di sekolah. Karena sekarang anak-anak tidak ada yang makan papeda (bubur sagu) duduk melingkar baru makan sama-sama, orang menyanyi tidak pakai not, tidak ada yang tahu tiup suling apalagi bikin suling, ini yang kita perlu kembangkan,“ ucap mantan Komisioner KPUD di Jayapura, Provinsi Papua ini.

Setelah Naikere, sekolah peradaban tingkat SMP akan dibangun di Dotir, Distrik Wasior, kemudian di Distrik Windesi, Sabubar, Distrik Wamesa dan Rumberpon. Selanjutnya akan dibangun SMA percepatan di Bukit Aitumeiri, Miei untuk menampung siswa berbakat dan berprestasi dari semua SMP tersebut.

“Di Dotir tahun ini kita bangun yang tujuannya untuk menjawab lapangan terbang yang akan dibangun di sana. Kita siapkan anak-anak Wondama supaya bisa menjadi orang hebat. Jadi pendidikan di Wondama ini akan kita desain seperti itu,“ pungkasnya.*


 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019