Bank Indonesia (BI) berharap Maskapai Garuda Indonesia kembali melayani penerbangan di Bandara Rendani Manokwari, Papua Barat.

Sejak beberapa bulan terakhir, Garuda Indonesia tak lagi melayani penerbangan baik dari maupun menuju Manokwari. Ini berdampak langsung terhadap penerapan harga tiket di daerah tersebut.

Kini, tersisa dua maskapai yang memberi pelayanan di daerah tersebut yakni, Sri Wijaya Air dan Batik Air.

"Sejak awal sebelum Garuda mencabut rute Manokwari kami sudah melayangkan surat langsung ke Maskapai Garuda. Intinya, kami meminta agar rencana tersebut dipertimbangkan kembali," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Barat Donny Heatubun di Manokwari, Selasa.

Ia pun berharap, Gubernur Papua Barat melakukan hal yang sama sehingga ada persaingan harga yang lebih kompetitif, mengingat kebutuhan mobilisasi terutama transportasi udara di daerah ini terus meningkat.

Secara geografis, lanjutnya, kebutuhan transportasi udara di Manokwari dan Papua Barat secara umum cukup tinggi. Sebagai ibu kota provinsi, Manokwari seharusnya lebih maju dari daerah lain serta bisa bersaing dengan daerah-daerah di wilayah barat.

"Mungkin bapak gubernur sudah melakukan itu, sehingga diharapkan Garuda segera kembali masuk untuk memperlancar transportasi udara di daerah ini," kata Donny lagi.

BI menginginkan, perekonomian Manokwari maju pesat seiring dengan potensi yang dimiliki. Kelancaran mobilisasi baik manusia, barang maupun jasa merupakan syarat yang harus dipenuhi.

Selama ini, lanjut Donny, pengaruh harga tiket pesawat dalam pembentukan inflasi di Manokwari masih cukup tinggi. Kehadiran Garuda diharapkan dapat menekan pengaruh inflasi di daerah tersebut.

"Pada bulan Juni memang ada penurunan harga tiket, bahkan tiket pesawat menyumbang paling besar deflasi di Manokwari. Tetapi kalau berdasarkan data dari tahun ke tahun, tiket transportasi udara berada pada tingkat teratas dalam pembentukan inflasi," ujar Donny.

Pengaruh tiket pesawat dari tahun 2018 ke 2019 mencapai 40,50 persen. Cukup tinggi dibandingkan kelompok makanan.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019