Kampung Nelayan yang berada di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Selain berada di pesisir laut, kampung ini juga menjadi tempat parkir perahu nelayan menjelang sore.

Dari sini juga pengunjung bisa melihat pulau-pulau kecil yang menjadi permukiman warga pesisir. Kampung Nelayan juga menjadi tempat yang tepat untuk melihat Matahari terbit.

Untuk sampai ke kampung ini membutuhkan waktu 5 menit jika bertolak dari pusat Kota Jayapura. Di wilayah ini juga terdapat pasar ikan yang sering disebut warga tempat pelelangan ikan (TPI).

Sebagian besar warga Kota Jayapura membeli ikan di sini karena selain ikan yang masih segar,  juga banyak pilihan, seperti kepiting, udang, kerang, dan cumi.

Bagi warga yang ingin mendapatkan ikan dengan harga murah maka harus datang lebih awal atau pada pagi hari saat nelayan baru kembali memancing ikan di laut.

Kampung Nelayan memiliki jembatan sepanjang 2 kilometer yang menghubungkan Hamadi Gunung dan Hamadi Hanurata yang diresmikan pada 2019. Jembatan ini sangat memudahkan mobilitas warga pesisir, termasuk mendatangi pasar ikan.

Pembangunan jembatan dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR tersebut untuk mendukung program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Kampung Nelayan ini diharapkan dapat menggali potensi sektor perikanan daerah ini agar lebih baik lagi di masa mendatang.

Setelah resmi dioperasikan, Kampung Nelayan Hamadi juga kerap dijadikan sebagai spot foto bagi pencinta fotografi termasuk warga yang ingin jogging dan memancing.

Tidak jauh dari Kampung Nelayan terlihat tugu yang menjadi saksi bisu sejarah pendaratan tentara sekutu daerah Pasifik Barat Daya pada 1944, yang di depannya juga ada sebuah pulau.

Pada 2020 Pemerintah Kota Jayapura menggelar Festival Kampung Nelayan untuk mengangkat potensi perikanan dan mengangkat perekonomian masyarakat setempat karena hampir 90 persen warga di kawasan itu merupakan nelayan.

Selepas ajang tersebut, Pemkot Jayapura tidak lagi melaksanakan acara (event) di Kampung Nelayan sehingga tempat yang dulu ramai dikunjungi, kini sepi dari pengunjung.

Padahal dengan adanya festival tidak hanya masyarakat Jayapura yang menikmatinya.  Banyak juga warga dari Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura yang menjadikan Kampung Nelayan sebagai menjadi salah satu tujuan wisata meskipun sekadar berfoto bersama sambil menikmati keindahan laut.

Wisata unggulan

Pemerintah Kota Jayapura--demi membangkitkan kembali pariwisata-- berkeinginan untuk menjadikan Kampung Nelayan Hamadi sebagai destinasi wisata populer di negeri yang berjuluk Negeri "Port Numbay" tersebut melalui Festival Kampung Nelayan yang akan diselenggarakan pada 5--7 Juli 2024.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Jayapura Richard Nahumury mengatakan Festival Kampung Nelayan 2024 bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal sekitar kawasan itu.

Tema yang diusung pada ajang kali ini yakni "Jayapura Makan Ikan Asar" atau Jamaika merupakan upaya pemerintah setempat untuk menampilkan semua potensi yang dimiliki oleh Kampung Nelayan  seperti pembuatan perahu dan jaring ikan sekaligus memperkenalkan potensi perikanan laut yang dimiliki Kota Jayapura.

Festival Kampung Nelayan juga mendorong kebiasaan masyarakat setempat untuk tampil, seperti mengikuti lomba perahu hias, dayung tradisional, dan cipta menu makanan berbahan dasar ikan.

Selama pelaksanaan Festival Kampung Nelayan, semua pengunjung akan ditawari mengelilingi kawasan kampung ini dengan menggunakan perahu nelayan atau kapal wisata milik Dinas Perhubungan Kota Jayapura.

Kepala Lurah Hamadi, Johanes Raprap, menyatakan Festival Kampung Nelayan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kota Jayapura akan memberi dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

Salah satunya dengan cara memperkenalkan kehidupan nelayan kepada masyarakat luas sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Kampung Nelayan.

"Untuk itu kami berharap masyarakat dapat menyambut dan memanfaatkan Festival Kampung Nelayan dengan baik," katanya.

"Jayapura Makan Ikan Asar" (Jamaika) sebenarnya memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa ikan asar (ikan asap) banyak di Hamadi sehingga ini menjadi daya tarik tersendiri bagi kampung tersebut.

Perikanan tangkap menjadi salah satu sektor unggulan yang memiliki potensi besar sebagai penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kota Jayapura.

Komoditas unggulan sektor perikanan, seperti ikan tuna, ikan cakalang, dan ikan tongkol selama ini diekspor ke pasar luar negeri, antara lain, ke Amerika Serikat dan Jepang.

Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura Matheys Sibi menyebut permintaan pasar luar negeri cukup tinggi terhadap ikan tuna, cakalang, dan tongkol sehingga pihaknya terus fokus untuk pengembangan sehingga hasil tangkap lebih banyak.

Berdasarkan hasil survei Dinas Perikanan Kota Jayapura pada 2023 berhasil melampaui target dari semua sektor seperti produksi perikanan tangkap yang ditargetkan 43.500 ton tercapai 46.369 ton.

Sementara produksi perikanan budi daya dari target 14.500 ton tercapai 13.684 ton dan produk olahan perikanan dari target 1.045 ton pada akhir 2023 mencapai 2.385 ton.

Dengan capaian tersebut maka pihaknya fokus menjadikan komoditas ikan sebagai sektor utama di daerah pesisir dengan memperkuat sumber daya nelayan Kota Jayapura melalui pelatihan dan pendampingan.

"Jika sektor perikanan dikelola dengan baik maka berdampak pada kesejahteraan masyarakat," katanya.
 

Pewarta: Ardiles Leloltery

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024