Masyarakat di wilayah Provinsi Papua Barat diimbau untuk terus mewaspadai bencana banjir dan longsor

"Di saat daerah lain sudah memasuki musim panas dan kemarau, puji Tuhan di sini kita masih terus hujan. Di wilayah Jawa ada beberapa daerah yang sudah mengalami kekeringan, tapi kita di sini air melimpah, ini wajib disyukuri," kata Kepala BPBD Papua Barat, Derek Ampnir di Manokwari, Minggu.

Ia menjelaskan, Papua Barat mengalami dampak perubahan iklim global. Hujan hingga cuaca ekstrim berpotensi terjadi daerah tersebut. Dampak buruk yang harus diwaspadai diantaranya bencana banjir, longsor serta angin kencang.

Beberapa waktu lalu, banjir melanda dua distrik di Kabupaten Maybrat. Bencana tersebut sudah ditangani BPBD setempat dan provinsi akan segera meninjau lokasi.

"Baru beberapa hari lalu, masyarakat di Distrik Ayamaru dan Aifat terkena banjir. Di daerah lain pun harus waspada, termasuk Manokwari dan Kota Sorong," katanya.

Ia berharap, BPBD di setiap kabupaten/kota meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah cepat harus dilakukan saat bencana terjadi sehingga kerugian akibat bencana tersebut dapat dikurangi.

Derek mengungkapkan, daerah yang memiliki potensi besar bencana banjir dan longsor diantaranya Kabupaten Teluk Wondama, Pegunungan Arfak, Manokwari, dan Kota Sorong.

Selain wilayah permukiman masyarakat, lanjut Ampnir, banjir juga mengancam lahan pertanian terutama padi dan holtikultura.

"Lahan padi di Manokwari, Manokwari Selatan juga Kabupaten Sorong beberapa kali diterjang banjir. Ini harus diwaspadai, karena daerah-daerah ini merupakan pusat penghasil beras di Papua Barat," katanya lagi.

Ia berharap, instansi terkait meningkatkan upaya antisipasi agar banjir tidak merusak lahan dan tanaman.

"Cuaca yang tidak menentu seperti ini biasanya juga berdampak pada peningkatan populasi hama. Ini juga mungkin patut menjadi perhatian, agar petani tidak mengalami gagal panen akibat serangan hama," katanya.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019