Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) menggelar pasar murah untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan sehingga menekan laju inflasi di daerah tersebut.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DPPKP Manokwari Serdion Rahawarin di Manokwari, Kamis, mengatakan pasar murah atau gerakan pangan murah untuk membantu masyarakat untuk memperoleh pasokan harga pangan dengan harga di bawah harga pasar.
"Pemkab Manokwari memberikan subsidi untuk angkutan bagi distributor maupun petani yang kita libatkan di pasar murah ini sehingga harga yang mereka jual bisa lebih murah dari pasaran," katanya.
Inflasi di Kabupaten Manokwari sudah cukup tinggi yaitu 4,56 persen andil terbesar yaitu kelompok makanan dan minuman seperti beras dan sayur mayur. Ditambah harga beras mengalami kenaikan secara nasional.
Untuk menekan laju inflasi tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Perum Bulog Manokwari, tiga distributor bahan pangan dan kelompok petani sayur di Kabupaten Manokwari.
"Salah satu penyebab inflasi adalah tomat. Sehingga dalam pasar murah ini tomat yang di pasaran seharga Rp40 ribu sampai Rp45 ribu kita jual dengan harga Rp30 ribu," katanya.
Ia menjelaskan, Kabupaten Manokwari adalah penghasil tomat terbesar di Papua Barat. Namun karena tidak ada pembatasan pengiriman barang keluar daerah, tomat di dalam Manokwari justru berkurang akibat terlalu banyak dikirim ke luar daerah.
"Bulan ini tomat banyak dikirim ke Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, Biak Provinsi Papua dan Nabire Provinsi Papua Tengah. Hal itu membuat persediaan di Manokwari justru berkurang sehingga harga melonjak," katanya.
Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Kabupaten Manokwari Harjanto Ombesapu saat membuka pasar murah menyatakan, diperlukan kolaborasi semua pihak dalam menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya menjelang Idul Adha 2024.
Melalui gerakan pangan murah tersebut dapat memperpendek rantai distribusi sehingga warga masyarakat mendapatkan harga termurah sehingga dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Gerakan tangan murah bersubsidi ini diselenggarakan demi kesejahteraan bersama dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di Kabupaten Manokwari," ujarnya.
Data dari BPS Papua Barat, inflasi di Kabupaten Manokwari pada Mei 2024 mencapai 4,56 persen (year on year/yoy).
Inflasi Mei 2024 dipengaruhi peningkatan indeks harga dari tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar yaitu kelompok makanan dan minuman, kelompok transportasi, dan kelompok restoran.
Inflasi kelompok makan dan minum tercatat 9,37 persen (yoy) dengan andil 3,24 persen, inflasi kelompok transportasi 6,71 persen (yoy) dengan andil 0,82 persen, dan inflasi kelompok restoran 3,27 persen (yoy) dengan andil 0,20 persen.
Lima komoditas penyumbang utama inflasi yaitu beras, tomat, tarif angkutan udara, bawang putih, dan ikan cakalang.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DPPKP Manokwari Serdion Rahawarin di Manokwari, Kamis, mengatakan pasar murah atau gerakan pangan murah untuk membantu masyarakat untuk memperoleh pasokan harga pangan dengan harga di bawah harga pasar.
"Pemkab Manokwari memberikan subsidi untuk angkutan bagi distributor maupun petani yang kita libatkan di pasar murah ini sehingga harga yang mereka jual bisa lebih murah dari pasaran," katanya.
Inflasi di Kabupaten Manokwari sudah cukup tinggi yaitu 4,56 persen andil terbesar yaitu kelompok makanan dan minuman seperti beras dan sayur mayur. Ditambah harga beras mengalami kenaikan secara nasional.
Untuk menekan laju inflasi tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Perum Bulog Manokwari, tiga distributor bahan pangan dan kelompok petani sayur di Kabupaten Manokwari.
"Salah satu penyebab inflasi adalah tomat. Sehingga dalam pasar murah ini tomat yang di pasaran seharga Rp40 ribu sampai Rp45 ribu kita jual dengan harga Rp30 ribu," katanya.
Ia menjelaskan, Kabupaten Manokwari adalah penghasil tomat terbesar di Papua Barat. Namun karena tidak ada pembatasan pengiriman barang keluar daerah, tomat di dalam Manokwari justru berkurang akibat terlalu banyak dikirim ke luar daerah.
"Bulan ini tomat banyak dikirim ke Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, Biak Provinsi Papua dan Nabire Provinsi Papua Tengah. Hal itu membuat persediaan di Manokwari justru berkurang sehingga harga melonjak," katanya.
Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Kabupaten Manokwari Harjanto Ombesapu saat membuka pasar murah menyatakan, diperlukan kolaborasi semua pihak dalam menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya menjelang Idul Adha 2024.
Melalui gerakan pangan murah tersebut dapat memperpendek rantai distribusi sehingga warga masyarakat mendapatkan harga termurah sehingga dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Gerakan tangan murah bersubsidi ini diselenggarakan demi kesejahteraan bersama dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di Kabupaten Manokwari," ujarnya.
Data dari BPS Papua Barat, inflasi di Kabupaten Manokwari pada Mei 2024 mencapai 4,56 persen (year on year/yoy).
Inflasi Mei 2024 dipengaruhi peningkatan indeks harga dari tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar yaitu kelompok makanan dan minuman, kelompok transportasi, dan kelompok restoran.
Inflasi kelompok makan dan minum tercatat 9,37 persen (yoy) dengan andil 3,24 persen, inflasi kelompok transportasi 6,71 persen (yoy) dengan andil 0,82 persen, dan inflasi kelompok restoran 3,27 persen (yoy) dengan andil 0,20 persen.
Lima komoditas penyumbang utama inflasi yaitu beras, tomat, tarif angkutan udara, bawang putih, dan ikan cakalang.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024