Pemerintah Provinsi Papua Barat dan kabupaten kota di provinsi ini masih fokus menekan angka kasus penyakit malaria yang masih cukup tinggi di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorongan di Manokwari, Rabu, mengatakan, program eliminasi malaria yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota menunjukan hasil yang cukup bagus. Meskipun belum bebas malaria, namun jumlah kasus mengalami tren penurunan.

"Dari 13 kabupaten/kota hanya Pegunungan Arfak yang bukan daerah Endemis. Yang lain rata, termasuk Manokwari ini kasusnya cukup tinggi," sebut dia.

Pemerintah daerah, lanjut dia mengoptimalkan peran Puskesmas dalam menekan kasus penyakit tersebut. Selain pelayanan rutin, Puskesmas diharapkan dapat memberikan sosialisasi hidup bersih kepada masyarakat.

"Kita sedang berjalan menuju tahun 2027 bebas malaria. Gerakan eliminasi malaria dilaksanakan di seluruh daerah," tambahnya.

Dalam program tersebut, Kabupaten Teluk Bintuni dan Sorong dinilai sudah cukup berhasil. Dari sisi jumlah kasus dua daerah ini dinilai cukup rendah.

"Daerah lain saat ini pun sedang melakukan hal serupa. Eliminasi malaria kami lakukan melalui berbagai program diantaranya pembagian kelambu secara gratis kepada masyarakat," lanjut Otto.

Sebanyak 12 kabupaten di wilayah Provinsi Papua Barat masih berstatus endemis tinggi pada kasus penyakit malaria. Pemerintah terus menggenjot upaya eliminasi malaria di seluruh daerah tersebut.

Selain malaria, pemerintah juga sedang bekerja keras menekan penyebaran kasus filariasis atau kaki gajah.

"Dua penyakit ini sama-sama disebarkan melalui nyamuk. Maka pembagian kelambu merupakan upaya untuk menekan dua penyakit tersebut," tambahnya.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019