Perum Bulog Kantor Cabang Sorong, Papua Barat Daya menjual beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) berdasarkan harga eceran tertinggi (HET) kepada pedagang sebesar 10 ton per hari sebagai upaya menjawab kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau.

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Sorong, Papua Barat Daya Sri Ariandina di Sorong, Kamis, menjelaskan Perum Bulog ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional untuk melaksanakan program SPHP sesuai dengan Surat Kepala Bapanas Nomor 02/TS.03.03/K/1/2023 perihal SPHP beras di tingkat konsumen Tahun 2023.

"Rata-rata setiap hari kami jual ke pasar itu 10 ton ke pedagang pengecer khususnya rumah pangan kami binaan Bulog baik yang ada di pasar maupun di luar pasar," jelas dia.

Bulog, kata dia, ditugaskan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional untuk menjalankan program SPHP ini supaya daya beli masyarakat terjangkau, pasokan tersedia dan harga stabil.

"Pada periode Januari hingga 31 April 2024 itu HET berada pada Rp11.800 per kilo, tetapi per 1 Mei 2024 mengalami kenaikan menjadi Rp13.500 untuk wilayah Papua dan Maluku," bebernya.

Dia mengakui bahwa sebenarnya kenaikan beras SPHT ini berdasarkan informasi dari masyarakat dirasa agak berat, tetapi beras Bulog masih lebih murah jika dibandingkan beras premium lainnya.

"Kami sebenarnya beras medium, tapi kalau lihat kualitasnya sebenarnya kualitas premium karena beras itu adalah beras impor dari Vietnam dan Thailand," ujarnya.

Jadi, kata dia, beras Bulog masih lebih murah karena beras medium di masyarakat dijual dengan harga Rp13.500 hingga Rp13.600.

Dia berkomitmen akan tetap melakukan pemantauan harga HET di pasar sebagai upaya untuk memastikan penerapan HET beras SPHP terealisasi secara maksimal sesuai dengan regulasi.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024