British Petroleum (BP) Indonesia mempercepat penyelesaian program north shore housing (NSH) yang bertujuan membangun 456 unit rumah pada Distrik Weriagar, Taroi, dan Tomu di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
"Kami bertekad memenuhi janji kepada masyarakat untuk menyelesaikan komitmen program NSH dengan dukungan dari SKK Migas,” kata VP Communications and External Affairs BP Indonesia Desy Unidjaja kepada ANTARA di Manokwari, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa program NSH merupakan salah satu dari komitmen analisa dampak lingkungan (amdal) Tangguh LNG sekaligus wujud dukungan bagi pemerintah daerah setempat dalam penyediaan rumah layak huni.
Dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 21 Desember 2016, Tangguh LNG menyediakan dukungan pendanaan sedangkan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama menentukan kontraktor untuk pembangunan rumah.
"Namun, hanya 97 rumah yang selesai dan diserahterimakan kepada masyarakat. Kemudian, 33 unit lainnya juga telah selesai dibangun tapi belum diserahterimakan karena menunggu verifikasi. Masih ada 326 rumah yang belum dibangun," ujar Dessy.
Saat ini, kata dia, BP Indonesia memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dan akan melanjutkan program NSH secara independen.
Hal tersebut bermaksud agar pelaksanaan proyek pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat pada tiga distrik berjalan lancar tanpa adanya hambatan seperti tahun sebelumnya.
“Dikarenakan kemajuan yang lambat selama bertahun-tahun, maka Tangguh putuskan akhiri PKS dengan Pemkab Bintuni. Pengambilan kendali penuh atas program ini bertujuan mempercepat proses pembangunan rumah," ujar Desy.
Menurut dia, program perumahan merupakan bagian dari apresiasi Tangguh LNG terhadap keberadaan masyarakat asli Papua yang terdampak oleh kegiatan Tangguh LNG, serta partisipasi Tangguh dalam pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni.
Terhitung sejak tahun 2005, Tangguh LNG telah menggelontorkan lebih dari 50 juta dolar Amerika Serikat yang dikemas dalam berbagai program pemberdayaan untuk masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni.
Mulai dari program kesehatan, pendidikan, peningkatan mata pencaharian dan kewirausahaan bagi masyarakat asli, serta program keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati," ucap Desy.
Sebagai informasi, Tangguh LNG merupakan produsen gas terbesar di Indonesia yang menyumbang 35 persen dari produksi gas nasional. Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd atas nama mitra-mitra kontrak bagi hasil produksi lainnya sebagai kontraktor untuk SKK Migas.
Tangguh LNG telah beroperasi sejak tahun 2009 dan kini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga unit kilang pencairan yang masing-masing berkapasitas 3,8 juta metrik ton per tahun (mtpa).*
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
"Kami bertekad memenuhi janji kepada masyarakat untuk menyelesaikan komitmen program NSH dengan dukungan dari SKK Migas,” kata VP Communications and External Affairs BP Indonesia Desy Unidjaja kepada ANTARA di Manokwari, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa program NSH merupakan salah satu dari komitmen analisa dampak lingkungan (amdal) Tangguh LNG sekaligus wujud dukungan bagi pemerintah daerah setempat dalam penyediaan rumah layak huni.
Dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 21 Desember 2016, Tangguh LNG menyediakan dukungan pendanaan sedangkan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama menentukan kontraktor untuk pembangunan rumah.
"Namun, hanya 97 rumah yang selesai dan diserahterimakan kepada masyarakat. Kemudian, 33 unit lainnya juga telah selesai dibangun tapi belum diserahterimakan karena menunggu verifikasi. Masih ada 326 rumah yang belum dibangun," ujar Dessy.
Saat ini, kata dia, BP Indonesia memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dan akan melanjutkan program NSH secara independen.
Hal tersebut bermaksud agar pelaksanaan proyek pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat pada tiga distrik berjalan lancar tanpa adanya hambatan seperti tahun sebelumnya.
“Dikarenakan kemajuan yang lambat selama bertahun-tahun, maka Tangguh putuskan akhiri PKS dengan Pemkab Bintuni. Pengambilan kendali penuh atas program ini bertujuan mempercepat proses pembangunan rumah," ujar Desy.
Menurut dia, program perumahan merupakan bagian dari apresiasi Tangguh LNG terhadap keberadaan masyarakat asli Papua yang terdampak oleh kegiatan Tangguh LNG, serta partisipasi Tangguh dalam pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni.
Terhitung sejak tahun 2005, Tangguh LNG telah menggelontorkan lebih dari 50 juta dolar Amerika Serikat yang dikemas dalam berbagai program pemberdayaan untuk masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni.
Mulai dari program kesehatan, pendidikan, peningkatan mata pencaharian dan kewirausahaan bagi masyarakat asli, serta program keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati," ucap Desy.
Sebagai informasi, Tangguh LNG merupakan produsen gas terbesar di Indonesia yang menyumbang 35 persen dari produksi gas nasional. Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd atas nama mitra-mitra kontrak bagi hasil produksi lainnya sebagai kontraktor untuk SKK Migas.
Tangguh LNG telah beroperasi sejak tahun 2009 dan kini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga unit kilang pencairan yang masing-masing berkapasitas 3,8 juta metrik ton per tahun (mtpa).*
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024