Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat mengupayakan seluruh fasilitas kesehatan puskesmas di daerah itu terakreditasi agar dapat dinilai kualitas pelayanannya.
Plt Kepala Dinkes Manokwari Marthen Rantetampang di Manokwari, Senin, mengatakan misi Dinkes tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Kemenkes yang mengharuskan seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia memiliki akreditasi.
"Puskesmas tidak bisa kerja sama dengan BPJS Kesehatan jika tidak terakreditasi. Untuk itu kita dorong seluruh puskesmas kita terakreditasi sehingga masyarakat di sekitar bisa mendapatkan layanan BPJS Kesehatan," katanya.
Ia mengatakan, Kabupaten Manokwari saat ini memiliki 16 puskesmas dengan status 10 puskesmas sudah terakreditasi dan empat belum terakreditasi.
Empat puskesmas yang belum terakreditasi adalah Puskesmas Sidey di Distrik (kecamatan) Sidey, Puskesmas Nuni di Distrik Manokwari Utara, Puskesmas Pasir Putih di Distrik Manokwari Timur dan Puskesmas Mokwam di Distrik Mokwam.
Puskesmas Mokwam merupakan puskesmas baru yang bahkan belum memiliki registrasi karena baru diresmikan awal tahun 2024.
"Untuk tiga puskesmas yaitu Sidey, Nuni dan Pasir Putih kita siapkan mereka mengikuti survei akreditasi pada bulan Mei tahun ini. Sedangkan Puskesmas Mokwam mungkin tahun depan," katanya.
Ia mengatakan, dari 10 puskesmas sudah terakreditasi ada satu puskesmas yang mampu memperoleh akreditasi Paripurna yaitu Puskesmas Prafi di Distrik Aimasi. Dengan akreditasi Paripurna, berarti secara kualitas pelayanan di Puskesmas Prafi sudah sangat tinggi.
Ia menjelaskan, meski bukan puskesmas di daerah perkotaan namun Puskemas Prafi memiliki gedung yang representatif, tenaga kesehatan, sarana prasarana, alat kesehatan, kerja sama dengan lintas sektor, hingga dukungan masyarakat yang baik.
"Semua itu mempengaruhi hasil capaian kinerja puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan prima. Itulah yang kita dorong untuk menjadi standar pelayanan di puskesmas lain atau rumah sakit sehingga terjadi kompetisi persaingan pelayanan," katanya.
Kepala Puskesmas Prafi Ferdinan E. Woof menjelaskan, Puskesmas Prafi memiliki layanan medis 24 jam untuk rawat inap, UGD dan rawat persalinan. Rata-rata kunjungan di puskesmas itu sebanyak 60 pasien per hari.
Ia mengatakan, banyak warga di luar Distrik Aimasi yang menyenangi pelayanan prima di Puskesmas Prafi. Hal itu terbukti banyak pasien dari Distrik Sidey, Masni, Mowbja yang berobat di sana, bahkan dari Kabupaten Pegunungan Arfak.
"Namun akibatnya kita sering kekurangan tempat tidur karena banyak dari luar yang berobat di puskesmas ini. Kita hanya memiliki lima tempat tidur di ruang rawat persalinan dan delapan di ruang rawat inap," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Plt Kepala Dinkes Manokwari Marthen Rantetampang di Manokwari, Senin, mengatakan misi Dinkes tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Kemenkes yang mengharuskan seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia memiliki akreditasi.
"Puskesmas tidak bisa kerja sama dengan BPJS Kesehatan jika tidak terakreditasi. Untuk itu kita dorong seluruh puskesmas kita terakreditasi sehingga masyarakat di sekitar bisa mendapatkan layanan BPJS Kesehatan," katanya.
Ia mengatakan, Kabupaten Manokwari saat ini memiliki 16 puskesmas dengan status 10 puskesmas sudah terakreditasi dan empat belum terakreditasi.
Empat puskesmas yang belum terakreditasi adalah Puskesmas Sidey di Distrik (kecamatan) Sidey, Puskesmas Nuni di Distrik Manokwari Utara, Puskesmas Pasir Putih di Distrik Manokwari Timur dan Puskesmas Mokwam di Distrik Mokwam.
Puskesmas Mokwam merupakan puskesmas baru yang bahkan belum memiliki registrasi karena baru diresmikan awal tahun 2024.
"Untuk tiga puskesmas yaitu Sidey, Nuni dan Pasir Putih kita siapkan mereka mengikuti survei akreditasi pada bulan Mei tahun ini. Sedangkan Puskesmas Mokwam mungkin tahun depan," katanya.
Ia mengatakan, dari 10 puskesmas sudah terakreditasi ada satu puskesmas yang mampu memperoleh akreditasi Paripurna yaitu Puskesmas Prafi di Distrik Aimasi. Dengan akreditasi Paripurna, berarti secara kualitas pelayanan di Puskesmas Prafi sudah sangat tinggi.
Ia menjelaskan, meski bukan puskesmas di daerah perkotaan namun Puskemas Prafi memiliki gedung yang representatif, tenaga kesehatan, sarana prasarana, alat kesehatan, kerja sama dengan lintas sektor, hingga dukungan masyarakat yang baik.
"Semua itu mempengaruhi hasil capaian kinerja puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan prima. Itulah yang kita dorong untuk menjadi standar pelayanan di puskesmas lain atau rumah sakit sehingga terjadi kompetisi persaingan pelayanan," katanya.
Kepala Puskesmas Prafi Ferdinan E. Woof menjelaskan, Puskesmas Prafi memiliki layanan medis 24 jam untuk rawat inap, UGD dan rawat persalinan. Rata-rata kunjungan di puskesmas itu sebanyak 60 pasien per hari.
Ia mengatakan, banyak warga di luar Distrik Aimasi yang menyenangi pelayanan prima di Puskesmas Prafi. Hal itu terbukti banyak pasien dari Distrik Sidey, Masni, Mowbja yang berobat di sana, bahkan dari Kabupaten Pegunungan Arfak.
"Namun akibatnya kita sering kekurangan tempat tidur karena banyak dari luar yang berobat di puskesmas ini. Kita hanya memiliki lima tempat tidur di ruang rawat persalinan dan delapan di ruang rawat inap," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024