Para pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat dibekali sikap dan cara bertoleransi dalam membangun hubungan sosial

"Tuhan ciptakan kita semua berbeda, beda suku, beda keyakinan, beda karakter. Bukan untuk perpecahan atau bermusuhan, tapi supaya saling mengenal dan menghormati," kata Wakil Bupati Teluk Wondama Paulus Indubri saat membuka kegiatan Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Toleransi antar Umat Beragama bagi pelajar di Wasior, Selasa.

Kegiatan yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat ini bertujuan untuk memberi pemahaman yang benar tentang perbedaan dan cara menyikapinya.

Menurutnya, generasi muda harus mendapat pemahaman yang benar agar tidak terjebak doktrin baik dalam keberagamaan maupun paham-paham lain yang dapat merusak persatuan.

"Masa remaja adalah masa-masa yang paling produktif dalam membentuk karakter. Kita jaga upayakan agar anak-anak kita memiliki benteng diri sehingga tidak mudah menerima doktrin salah," katanya.

Indubri juga menekankan, membangun harmoni sosial dan persatuan nasional merupakan kewajiban semua elemen bangsa yang harus terus dilakukan. Hal itu penting dalam rangka mendorong dan menggerakkan umat beragama untuk hidup rukun dan damai dalam kebhinekaan.

“Generasi penerus bangsa harus saling menghormati dan saling menghargai identitas kita. Toleransi antar umat beragama harus terus dijaga, itu merupakan upaya untuk menjaga dan melindungi keutuhan NKRI," ujarnya.

Dalam sosialisasi itu diberikan materi antara lain tentang wawasan kebangsaan, membangun toleransi dalam kebhinekaan. Hadir sebagai narasumber Wakapolres Kompol Lang Gia, Danramil Wasior Mayor Inf Andri Risnawan juga dari kantor Kementerian Agama.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019