Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan IKN dibangun sebagai kota yang bukan hanya ramah lingkungan namun juga ramah terhadap individu.
"Kita ingin membuat IKN itu tidak hanya ramah lingkungan, namun juga ramah terhadap diri sendiri (individu). Ramah terhadap diri sendiri itu artinya kita harus membangun diri kita untuk menjadi lebih sehat," ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, lanjutnya, 80 persen mobilitas di IKN diprioritaskan menggunakan transportasi publik yang nyaman serta mobilitas aktif. Dengan masyarakat menggunakan transportasi publik, selain dapat mengendalikan pencemaran maka masyarakat juga dituntut lebih banyak berjalan kaki.
"IKN juga menyediakan ruang yang nyaman bagi warga. Nyaman di sini berarti sejuk dan beraktivitas dengan santai sehingga ruang hijaunya diperbanyak," katanya.
Karena itu disediakan ruang-ruang memadai bagi warga kota untuk bisa melakukan aktivitas tersebut, seperti berjalan kaki dengan nyaman.
"Kita ingin menjadi kota dunia dan salah satu wacana yang digaungkan di tingkat internasional ada yang disebut sebagai kota yang berkelanjutan," kata Myrna.
Salah satu bagian dari kota berkelanjutan adalah menyediakan ruang memadai bagi warga kota untuk bisa merasakan jasa lingkungan. jasa lingkungan yang paling dibutuhkan warga adalah udara bersih atau oksigen bagi tubuh. Karena itu kota harus menyediakan udara bersih dan untuk mewujudkan hal tersebut maka ruang hijaunya harus memadai.
"Di IKN sudah ditetapkan bahwa ruang hijaunya 75 persen dan ini angka yang tertinggi untuk Indonesia. Kalau Anda melihat kota - kota di Indonesia sekitar 30 persen ruang hijaunya," kata Myrna.
Angka 75 persen ini terdiri dari 65 persen kawasan dilindungi yang saat ini sudah banyak beralih fungsi dan OIKN kembali pelan-pelan untuk menjadi hutan tropis Kalimantan.
Kemudian 10 persen lagi untuk area produksi pangan karena kota membutuhkan pangan, dan di IKN pangan yang dibutuhkan adalah pangan yang sehat. Sedangkan 25 persen lahan dialokasikan untuk pembangunan.
"Saya ingin mengatakan IKN itu adalah mimpi bersama kita tentang Indonesia 100 tahun setelah merdeka yakni 2045. Karena itu maka IKN itu dibangun dengan visi untuk menjadi "kota dunia untuk semua". Artinya kita membangun kota yang memenuhi standar-standar penting di dalam kota yang nyaman dihuni, ramah terhadap warga, dan membuat orang menjadi bahagia. Ini yang kita impikan," kata Myrna.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IKN dibangun sebagai kota ramah lingkungan dan individu
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
"Kita ingin membuat IKN itu tidak hanya ramah lingkungan, namun juga ramah terhadap diri sendiri (individu). Ramah terhadap diri sendiri itu artinya kita harus membangun diri kita untuk menjadi lebih sehat," ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, lanjutnya, 80 persen mobilitas di IKN diprioritaskan menggunakan transportasi publik yang nyaman serta mobilitas aktif. Dengan masyarakat menggunakan transportasi publik, selain dapat mengendalikan pencemaran maka masyarakat juga dituntut lebih banyak berjalan kaki.
"IKN juga menyediakan ruang yang nyaman bagi warga. Nyaman di sini berarti sejuk dan beraktivitas dengan santai sehingga ruang hijaunya diperbanyak," katanya.
Karena itu disediakan ruang-ruang memadai bagi warga kota untuk bisa melakukan aktivitas tersebut, seperti berjalan kaki dengan nyaman.
"Kita ingin menjadi kota dunia dan salah satu wacana yang digaungkan di tingkat internasional ada yang disebut sebagai kota yang berkelanjutan," kata Myrna.
Salah satu bagian dari kota berkelanjutan adalah menyediakan ruang memadai bagi warga kota untuk bisa merasakan jasa lingkungan. jasa lingkungan yang paling dibutuhkan warga adalah udara bersih atau oksigen bagi tubuh. Karena itu kota harus menyediakan udara bersih dan untuk mewujudkan hal tersebut maka ruang hijaunya harus memadai.
"Di IKN sudah ditetapkan bahwa ruang hijaunya 75 persen dan ini angka yang tertinggi untuk Indonesia. Kalau Anda melihat kota - kota di Indonesia sekitar 30 persen ruang hijaunya," kata Myrna.
Angka 75 persen ini terdiri dari 65 persen kawasan dilindungi yang saat ini sudah banyak beralih fungsi dan OIKN kembali pelan-pelan untuk menjadi hutan tropis Kalimantan.
Kemudian 10 persen lagi untuk area produksi pangan karena kota membutuhkan pangan, dan di IKN pangan yang dibutuhkan adalah pangan yang sehat. Sedangkan 25 persen lahan dialokasikan untuk pembangunan.
"Saya ingin mengatakan IKN itu adalah mimpi bersama kita tentang Indonesia 100 tahun setelah merdeka yakni 2045. Karena itu maka IKN itu dibangun dengan visi untuk menjadi "kota dunia untuk semua". Artinya kita membangun kota yang memenuhi standar-standar penting di dalam kota yang nyaman dihuni, ramah terhadap warga, dan membuat orang menjadi bahagia. Ini yang kita impikan," kata Myrna.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IKN dibangun sebagai kota ramah lingkungan dan individu
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024