Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Papua mengaktifkan posyandu guna mencegah stunting atau pertumbuhan lambat di daerah itu.
Jumlah Posyandu yang aktif hingga kini sebanyak 227 yang tersebar di 139 kampung dan lima kelurahan di Kabupaten Jayapura.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Sentani, Jumat, mengatakan pengaktifan kembali posyandu karena beberapa waktu lalu pihaknya mendapat dukungan alat antropometri dari CSR Bank BRI.
“Dengan dukungan ini maka kami berencana mengaktifkan kembali posyandu yang selama ini tidak berfungsi untuk sama-sama mendukung penanganan stunting dari pelayanan paling dasar,” katanya.
Menurut Edward, dukungan alat antropometri dari CSR BRI sangat membantu dinas kesehatan dalam mengukur sejauh mana balita atau anak masuk dalam kategori stunting.
“Tentu setelah diketahui maka penanganan dengan diberikan nutrisi dan makanan tambahan diharapkan mampu meningkatkan berat dan tinggi badan supaya balita itu tidak lagi mengalami stunting,” ujarnya.
Dia berharap dengan banyaknya posyandu yang diaktifkan maka penanganan serta pencegahan stunting akan lebih maksimal.
Dia menambahkan saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura sebesar 11,2 persen atau lebih rendah dari angka nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Jumlah Posyandu yang aktif hingga kini sebanyak 227 yang tersebar di 139 kampung dan lima kelurahan di Kabupaten Jayapura.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Sentani, Jumat, mengatakan pengaktifan kembali posyandu karena beberapa waktu lalu pihaknya mendapat dukungan alat antropometri dari CSR Bank BRI.
“Dengan dukungan ini maka kami berencana mengaktifkan kembali posyandu yang selama ini tidak berfungsi untuk sama-sama mendukung penanganan stunting dari pelayanan paling dasar,” katanya.
Menurut Edward, dukungan alat antropometri dari CSR BRI sangat membantu dinas kesehatan dalam mengukur sejauh mana balita atau anak masuk dalam kategori stunting.
“Tentu setelah diketahui maka penanganan dengan diberikan nutrisi dan makanan tambahan diharapkan mampu meningkatkan berat dan tinggi badan supaya balita itu tidak lagi mengalami stunting,” ujarnya.
Dia berharap dengan banyaknya posyandu yang diaktifkan maka penanganan serta pencegahan stunting akan lebih maksimal.
Dia menambahkan saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura sebesar 11,2 persen atau lebih rendah dari angka nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024