Tiga peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Papua (Unipa), Manokwari, Papua Barat tengah mengembangkan pembuatan biosolar menggunakan bahan minyak goreng bekas atau minyak jelantah.

Ketiga peneliti tersebut adalah Dr. Ir. Budi Santoso, MP; Dr. Murtiningrum, STP., M.Si dan Wilson Palelingan Aman, STP., M.Si. Mereka menerapkan teknologi produksi yang dikembangkan di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua.

Salah satu peneliti, Wilson Palelingan Aman, STP., M.Si di Manokwari, Rabu, menjelaskan, timnya sedang mengembangkan alat atau reaktor yang dapat menciptakan biosolar berbahan minyak jelantah.

“Alat tersebut mempunyai kapasitas produksi 10 liter biosolar dengan waktu proses 3 jam menggunakan 16 liter minyak jelantah,” katanya.

Ia menjelaskan, fokus penelitian tersebut adalah membuat alat yang mampu memproduksi biosolar yang berkualitas dan memenuhi persyaratan SNI. Sehingga biosolar yang diproduksi dapat digunakan secara massal.

Ia menambahkan, pembuatan reaktor biosolar tersebut tahun ini dibiayai oleh Dikti dengan anggaran Rp40 juta. Unipa berkomitmen untuk terus melakukan penelitian hingga reaktor biosolar tersebut mampu memenuhi semua parameter SNI.

“Perkiraan kami tidak sampai lima tahun sudah bisa jadi. Anggaran untuk penelitian sampai jadi mungkin hanya membutuhkan Rp200 juta,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penelitian tersebut merupakan aspirasi dari masyarakat di Manokwari karena sulitnya mendapat solar subsidi yang harus mengantri berjam-jam di SPBU. Jika membeli solar non subsidi maka harganya mahal dan memberatkan masyarakat.

Menurutnya, selain dapat menjawab kebutuhan masyarakat terkait biosolar, penelitian tersebut juga memiliki nilai ekonomis tinggi, karena bahan utama yang digunakan adalah minyak jelantah yang jadi limbah dan hanya dibuang masyarakat.

“Kita ingin dua tujuan itu yang dicapai yaitu membantu tersedianya biosolar sekaligus memanfaatkan sesuatu yang tidak berharga seperti limbah minyak jelantah menjadi bernilai. Kita berharap biosolar yang dihasilkan bisa dimanfaatkan masyarakat bahkan bisa menjadi sumber ekonomi,” ujarnya.

Ia mengatakan, biosolar yang sudah dihasilkan dari penelitian tersebut saat ini sudah diuji terapkan pada mesin diesel yang digunakan oleh masyarakat di Kampung Mokwam. Pengujian untuk menganalisa sejauh kualitas biosolar yang dihasilkan.

Ia menambahkan, kalau reaktor yang mereka buat mampu menghasilkan biosolar berstandar SNI, maka diharapkan reaktor bisa direplikasi di banyak tempat. Dengan begitu semakin banyak limbah yang bisa dimanfaatkan dan semakin banyak biosolar yang mampu dimanfaatkan masyarakat.

“Kami berharap pemerintah bisa bermitra dengan kami untuk membantu penelitian ini. Karena hasilnya sangat berguna untuk pembangunan masyarakat di sikatanya” jelasnya.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023