Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat terus menggelorakan gerakan belanja dan konsumsi pangan lokal secara masif guna mendukung upaya pengendalian inflasi secara maksimal.

Kepala Perwakilan BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy di Manokwari, Jumat, mengatakan bahwa Bank Indonesia rutin mengampanyekan lima bangga yaitu bangga menanam pangan lokal, bangga jual pangan lokal, bangga beli pangan lokal, bangga masak pangan lokal, dan bangga konsumsi pangan lokal.

"Gerakan bangga terhadap pangan lokal dalam konteks pengendalian inflasi, merupakan salah satu strategi nyata yang terus dilakukan," kata Rommy Tamawiwy.

Lima bangga pangan lokal, kata dia, telah dipaparkan dalam rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Papua Barat dengan tujuan agar dapat dikampanyekan oleh seluruh pemerintah kabupaten di provinsi tersebut.

Untuk mengakselerasi gerakan bangga pangan lokal, maka Bank Indonesia menginisiasi sejumlah kegiatan seperti lomba Kampung QRIS Peduli Inflasi (KARI PEDAS), Kelompok Tani Peduli Inflasi (KETAN PEDAS), dan pengolahan pangan lokal.

"Lomba KARI PEDAS dan KETAN PEDAS sementara dilaksanakan. Kalau lomba pengolahan pangan lokal, kami akan hadirkan chef dari Jakarta," jelas Rommy.

Menurut dia gerakan bangga pangan lokal merupakan upaya mengurangi ketergantungan pola konsumsi masyarakat terhadap beras yang kemudian digantikan dengan komoditas pangan lokal seperti petatas, sagu, keladi, dan lainya.

Peningkatan konsumsi komoditas pangan lokal tidak hanya memberikan dampak positif perekonomian, melainkan dampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat.

"Konsumsi pangan lokal tidak mengurangi kecerdasan, justru lebih sehat karena petatas kadar gulanya rendah. Jadi mari kampanyekan pangan lokal," ujar Rommy.

Ia mengapresiasi Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Papua Barat yang telah meluncurkan Gerakan Masyarakat Papua Penuh Damai (Gemar Papeda) secara serentak pada tujuh kabupaten di provinsi tersebut.

Satu dari empat poin Gemar Papeda adalah mendorong kepedulian dari seluruh aparatur pemerintah untuk berbelanja pangan lokal agar perekonomian pedagang asli Papua mengalami perbaikan.

"Gemar Papeda ini sejalan dengan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang sudah diluncurkan beberapa waktu lalu," tutur Rommy.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat Merry mengatakan, inflasi gabungan dua kota indeks harga konsumen (IHK) yaitu Manokwari dan Kota Sorong pada September 2023 tercatat 2,69 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Inflasi dipengaruhi adanya peningkatan indeks harga dari sejumlah kelompok pengeluaran seperti makan minum dan tembakau 4,49 persen (yoy) dengan andil inflasi 1,57 persen kemudian transportasi 4,58 persen (yoy) dengan andil inflasi 0,59 persen.

Ia menjelaskan bahwa inflasi tahunan di Manokwari pada September 2023 tercatat 5,26 persen (yoy) lebih rendah dari inflasi periode Agustus 2023 yaitu 6,4 persen (yoy), sementara Kota Sorong 1,99 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai 3,85 persen (yoy).

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023