Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mulai menerapkan metode e-logbook untuk melakukan pencatatan ikan hasil tangkapan dari nelayan secara terukur.

Kepala Dinas Perikanan Teluk Wondama Tonci Sumuai di Wasior, Jumat, mengatakan pemerintah daerah telah melaksanakan pelatihan penggunaan buku catatan harian berbasis digital (e-logbook) bagi para nelayan lokal sehingga implementasinya berjalan maksimal.

Selama ini, kata dia, pemerintah daerah belum memiliki data perikanan yang terintegrasi karena sejumlah faktor seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

"Maka dengan pelatihan penggunaan e-logbook, pemda bisa memiliki data dari nelayan lokal," kata Tonci Sumuai.

Ia menjelaskan bahwa pelatihan e-logbook bagi nelayan lokal di Teluk Wondama menghadirkan narasumber berkompeten dari Kesyabandaran Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ternate.

Peningkatan kualitas SDM nelayan dalam mengadopsi sistem penangkapan ikan terukur bermaksud mendukung upaya pemerintah daerah mengoptimalkan pengelolaan potensi laut di Teluk Wondama.

"Wondama punya potensi perikanan tapi pengelolaan masih belum maksimal, sehingga pemda terus melakukan berbagai upaya," kata Tonci.

Pihaknya terus memberikan pendampingan kepada 25 nelayan lokal yang telah mengikuti pelatihan, supaya aktif memberikan laporan hasil penangkapan ikan secara berkala dan disesuaikan dengan aktivitas melaut.

Selain peningkatan kapasitas, Dinas Perikanan menyalurkan bantuan smartphone bagi puluhan nelayan guna mengoptimalkan penerapan penggunaan e-logbook dalam kegiatan penangkapan ikan.

“Kami berikan mereka (nelayan) telepon genggam untuk memantau pengembangan produksi ikan di Wondama," ucap Toni Sumuai.

Kepala Sub Pokja PPN Ternate Maulana Amin Husein selaku narasumber menjelaskan, penerapan e-logbook penting untuk penyediaan data perikanan yang akurat dan berkelanjutan untuk perencanaan pembangunan sektor perikanan.

Kurangnya pasokan data yang valid mengakibatkan program pengembangan sektor perikanan dan kelautan pada sejumlah daerah tidak berjalan sesuai ekspektasi.

"Pengusulan program ke pemerintah pusat juga sering ditolak karena tidak disertai data dukung yang komprehensif," ujar Amin Husein.

Ia menuturkan hasil tangkapan ikan dari nelayan yang tercatat setiap waktu pada e-logbook dapat dimonitor oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, pemerintah pusat dan pelaku usaha sektor perikanan.

Dengan demikian, pengembangan potensi perikanan dan kelautan akan terselenggara dengan terukur, tepat sasaran serta memberikan dampak manfaat ekonomi yang lebih signifikan.

"Contoh satu nelayan di Wondama bisa menangkap satu coolbox per hari dikali dengan 25 nelayan, hasilnya banyak sekali. Pengembangan potensi perikanan itu butuh dukungan data yang kuat," jelas dia.
 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023