Wasior, (Antaranews Papua Barat)-Hampir 10 tahun Pasar Sanduai di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, yang dibangun pemerintah Provinsi Papua Barat belum difungsikan.
Pasar Sanduai dahulu merupakan satu-satunya pasar yang menjadi pusat perekonomian masyarakat. Pasar tersebut luluh lantak dihantam banjir bandang pada tahun 2010.
Pasca bencana itu, Pemprov Papua Barat berinisiatif membangun pasar ini. Namun setelah berdiri bangunan tidak difungsikan. Saat ini pedagang memilih Pasar Iriati sebagai aktifitas perdagangan.
Pasar Sanduai tak terurus hingga tertutup rumput dan semak belukar. Warga pun menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat menggembala sapi dan kambing.
Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Teluk Wondama, Ekbertson Karubuy di Wasior, Selasa, menyatakan pihaknya belum bisa mengambil alih Pasar Sanduai karena belum ada penyerahan secara resmi dari Pemprov Papua Barat.
“Kami masih menunggu surat hibah aset dari provinsi karena belum hibah. Harus ada hibah dulu supaya ada dasar hukum bagi kami untuk mengelola Pasar Sanduai. Kalau belum ada hibah nanti bisa jadi masalah, misalnya jika kita mau siapkan anggaran untuk pembangunan fasilitas pasar karena itu masih tanggung jawab provinsi,“ ujar Ekber.
Ekber mengaku pihaknya sudah sering mendapat desakan dari masyarakat khususnya para pedagang agar Pasar Sanduai segera difungsikan. Rencananya Pasar Sanduai akan dijadikan pusat jual beli untuk wilayah utara kota Wasior sekaligus untuk menampung pedagang yang sejauh ini belum mendapat tempat di Pasar Sentral Iriati.
“Jadi kami harapkan secepatnya pihak provinsi mengeluarkan hibah supaya kita bisa gunakan pasar itu daripada dibiarkan jadi hutan begitu saja, “ucap mantan Sekretaris Bappeda ini.
Pada saat musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Distrik Wasior baru-baru ini, sejumlah kepala kampung kembali mengusulkan agar Pasar Sanduai bisa segera dibuka.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
Pasar Sanduai dahulu merupakan satu-satunya pasar yang menjadi pusat perekonomian masyarakat. Pasar tersebut luluh lantak dihantam banjir bandang pada tahun 2010.
Pasca bencana itu, Pemprov Papua Barat berinisiatif membangun pasar ini. Namun setelah berdiri bangunan tidak difungsikan. Saat ini pedagang memilih Pasar Iriati sebagai aktifitas perdagangan.
Pasar Sanduai tak terurus hingga tertutup rumput dan semak belukar. Warga pun menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat menggembala sapi dan kambing.
Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Teluk Wondama, Ekbertson Karubuy di Wasior, Selasa, menyatakan pihaknya belum bisa mengambil alih Pasar Sanduai karena belum ada penyerahan secara resmi dari Pemprov Papua Barat.
“Kami masih menunggu surat hibah aset dari provinsi karena belum hibah. Harus ada hibah dulu supaya ada dasar hukum bagi kami untuk mengelola Pasar Sanduai. Kalau belum ada hibah nanti bisa jadi masalah, misalnya jika kita mau siapkan anggaran untuk pembangunan fasilitas pasar karena itu masih tanggung jawab provinsi,“ ujar Ekber.
Ekber mengaku pihaknya sudah sering mendapat desakan dari masyarakat khususnya para pedagang agar Pasar Sanduai segera difungsikan. Rencananya Pasar Sanduai akan dijadikan pusat jual beli untuk wilayah utara kota Wasior sekaligus untuk menampung pedagang yang sejauh ini belum mendapat tempat di Pasar Sentral Iriati.
“Jadi kami harapkan secepatnya pihak provinsi mengeluarkan hibah supaya kita bisa gunakan pasar itu daripada dibiarkan jadi hutan begitu saja, “ucap mantan Sekretaris Bappeda ini.
Pada saat musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Distrik Wasior baru-baru ini, sejumlah kepala kampung kembali mengusulkan agar Pasar Sanduai bisa segera dibuka.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019