Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari, Papua Barat, tahun ini mengembangkan 'floriculture' atau pembudidayaan tanaman bunga di Distrik (Kecamatan) Warmare.
Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Manokwari Kukuh Saptoyudo, di Manokwari, Jumat, mengatakan Distrik Warmare sebagai daerah dataran tinggi memiliki potensi tanaman bunga khususnya anggrek untuk dikembangkan.
"Bunga-bunga di wilayah Distrik Warmare khususnya anggrek cukup langka dan indah, sehingga punya nilai ekonomis yang tinggi. Rata-rata bunga di daerah pegunungan pasti indah," ujarnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya melakukan survei dengan Universitas Papua (Unipa) untuk meneliti anggrek di Warmare. Hasilnya, ada 20 jenis anggrek endemik atau asli Warmare yang berpotensi dikembangkan.
Menindaklanjuti itu, pihaknya membuat program untuk membantu petani agar bisa melakukan budidaya anggrek dan beberapa jenis bunga lainnya pada tahun depan.
“Kami membuat program budi daya karena anggrek punya pasaran yang cukup bagus. Apalagi banyak pecinta anggrek yang memburu anggrek-anggrek dari Manokwari,” ujarnya pula.
Bahkan, Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Manokwari sudah beberapa kali juara di tingkat nasional. Hal tersebut menunjukkan potensi anggrek dari Manokwari masih bagus.
Ia menjelaskan, berdasarkan aturan, tanaman asli dari alam Papua jika dibawa atau dijual keluar Papua perlu izin dari pemerintah. Namun tanaman hasil budi daya tidak memerlukan izin.
“Saya optimis kalau bunga dan anggrek dikembangkan pasarnya masih bagus. Minimal pasaran di daerah juga masih bagus, karena Gereja Katolik kalau menghias pakai bunga asli bukan plastik. Itu juga sudah potensi pasar,” katanya lagi.
Dia menambahkan, pengembangan 'floriculture' juga sejalan dengan pengembangan wisata di daerah tersebut.
Di wilayah Distrik Warmare terdapat Kampung Mokwam yang sudah mendunia dengan wisata alam pengamatan burung (birdwatching) Cenderawasih Penari atau Parotia sefilata. Burung yang mampu menari ala “tipy-toe” untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Jenis wisata pengamatan burung sangat diminati wisatawan luar negeri.
“Anggrek sebenarnya pernah dikembangkan di Mokwam tahun 2014, tapi waktu itu belum ada keterpaduan antar-OPD lain. Tapi sekarang Bupati sudah tetapkan Mokwam sebagai destinasi wisata unggulan, sehingga OPD-OPD lebih terpadu. Jadi budi daya anggrek ini akan tematik dengan program peningkatan wisata,” katanya lagi.