Masyarakat Kampung Folley Distrik Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat memanen hasil laut teripang setelah enam bulan lamanya melindungi kawasan pesisir laut dengan tradisi konservasi lokal yang dinamakan Sasi.

Setelah prosesi agama maupun adat sebagai tanda pembukaan Sasi, masyarakat kampung Folley langsung berbondong bondong memulai panen teripang pada Senin malam.

Kepala Kampung Folley, Yefta Mjam mengatakan Sasi biota laut teripang adalah upaya perlindungan tradisional oleh masyarakat setempat untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah.

Dia menjelaskan bahwa Sasi teripang dilakukan setiap enam bulan artinya selama enam bulan lamanya masyarakat setempat tidak mengambil teripang di laut agar biota laut tersebut berkembang banyak dan melimpah dengan bobot yang berkualitas.

"Sehingga dalam setahun masyarakat Folley hanya dua kali memanen teripang yang dilindungi di laut dengan hasil yang begitu maksimal," ujarnya.

Dikatakan upaya perlindungan tradisional tersebut sudah dirasakan hasilnya oleh masyarakat lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum masyarakat melakukan perlindungan.

Ia bercerita bahwa awalnya saat Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mulai mendorong masyarakat kampung Folley melakukan upaya konservasi pelindung biota laut dengan Sasi banyak perbedaan pandangan.

Namun, proses pendampingan terus dilakukan dan saat masyarakat merasakan hasil panen memuaskan tetap di pertahankan sampai sekarang.

"Tahun lalu saat pembukaan Sasi, masyarakat panen berlimpah dan sekitar Rp100 juta uang beredar di masyarakat dengan menjual hasil panen teripang yang sudah diolah menjadi kering," kata dia.*


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masyarakat Raja Ampat panen teripang hasil konservasi tradisional

Pewarta: Ernes Broning Kakisina

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022