Sorong, (Antaranews Papua Barat)- PT Pertamina (Persero) menjamin kelancaran pasokan BBM di seluruh lembaga penyalur satu harga yang tersebar di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Provinsi Papua Barat.
Unit Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina MOR VIII, Brasto Galih Nugroho di Sorong, Sabtu menyatakan pertamina terus menyalurkan BBM ke wilayah 3T, dari Sabang sampai Merauke, terutama di seluruh wilayah Papua Barat melalui berbagai moda transportasi darat, sungai, maupun laut.
Khusus wilayah yang sulit dijangkau, kata dia, Pertamina menyiapkan pesawat khusus pengangkut BBM jenis ATR berkapasitas 4.000 liter. Pertamina telah menyalurkan BBM 25.657 KL, meliputi premium 18.014 KL dan solar 7.643 KL kepada seluruh lembaga penyalur yang telah berhasil didirikan Pertamina pada periode 2017 – 2019 di wilayah Pertamina MOR VIII terlebih khusus Papua Barat.
Menurut dia, BBM satu harga merupakan komitmen Pertamina untuk menyediakan energi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terlebih khusus di daerah 3T Provinsi Papua Barat.
"Sesuai amanat UU migas nomor 22 tahun 2001 dan UU Energi Nomor: 30 tahun 2007, Pertamina mendapat tugas membuka aksesibiltas dan ketersediaan serta menyediakan energi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, program BBM satu harga akan terus dilanjutkan pada wilayah-wilayah 3T sehingga pada akhirnya semua wilayah 3T mendapat akses dan kemudahan energi yang terjangkau.
Pada tahun 2019, secara nasional Pertamina menargetkan, mendirikan lembaga penyalur di 29 wilayah 3T yang selama ini sulit dijangkau karena infrastruktur yang terbatas. Khusus di wilayah Maluku dan Papua dibangun empat titik BBM satu harga untuk melengkapi 36 titik yang telah beroperasi.
"Salah satu lembaga penyalur BBM satu harga yang dibangun pada akhirnya 2018 di Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat," kata dia.
Dia mengatakan, kehadiran BBM satu harga di wilayah Maluku Papua banyak dinikmati para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah 3T untuk mengembangkan usaha. Berbagai usaha antara lain transportasi, perdagangan, home industri, perikanan, dan pertanian terus menggeliat sejalan dengan kemudahan dan ketersediaan BBM dengan harga yang terjangkau.
“BBM satu harga telah mendorong aktivitas perekonomian di daerah 3T, karena masyarakat semakin mudah mendapatkan akses BBM. Harga BBM yang sebelumnya berkisar Rp 10.000, hingga Rp 50.000, per liter kini jauh menurun menjadi Rp 6.450 (premium) dan Rp 5.150 (solar) di SPBU atau lembaga penyalur BBM resmi Pertamina.
"BBM Satu Harga telah mendorong efisiensi biaya transportasi, harga barang-barang terutama kebutuhan pokok juga menurun sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah semakin pesat," tambah dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
Unit Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina MOR VIII, Brasto Galih Nugroho di Sorong, Sabtu menyatakan pertamina terus menyalurkan BBM ke wilayah 3T, dari Sabang sampai Merauke, terutama di seluruh wilayah Papua Barat melalui berbagai moda transportasi darat, sungai, maupun laut.
Khusus wilayah yang sulit dijangkau, kata dia, Pertamina menyiapkan pesawat khusus pengangkut BBM jenis ATR berkapasitas 4.000 liter. Pertamina telah menyalurkan BBM 25.657 KL, meliputi premium 18.014 KL dan solar 7.643 KL kepada seluruh lembaga penyalur yang telah berhasil didirikan Pertamina pada periode 2017 – 2019 di wilayah Pertamina MOR VIII terlebih khusus Papua Barat.
Menurut dia, BBM satu harga merupakan komitmen Pertamina untuk menyediakan energi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terlebih khusus di daerah 3T Provinsi Papua Barat.
"Sesuai amanat UU migas nomor 22 tahun 2001 dan UU Energi Nomor: 30 tahun 2007, Pertamina mendapat tugas membuka aksesibiltas dan ketersediaan serta menyediakan energi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, program BBM satu harga akan terus dilanjutkan pada wilayah-wilayah 3T sehingga pada akhirnya semua wilayah 3T mendapat akses dan kemudahan energi yang terjangkau.
Pada tahun 2019, secara nasional Pertamina menargetkan, mendirikan lembaga penyalur di 29 wilayah 3T yang selama ini sulit dijangkau karena infrastruktur yang terbatas. Khusus di wilayah Maluku dan Papua dibangun empat titik BBM satu harga untuk melengkapi 36 titik yang telah beroperasi.
"Salah satu lembaga penyalur BBM satu harga yang dibangun pada akhirnya 2018 di Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat," kata dia.
Dia mengatakan, kehadiran BBM satu harga di wilayah Maluku Papua banyak dinikmati para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah 3T untuk mengembangkan usaha. Berbagai usaha antara lain transportasi, perdagangan, home industri, perikanan, dan pertanian terus menggeliat sejalan dengan kemudahan dan ketersediaan BBM dengan harga yang terjangkau.
“BBM satu harga telah mendorong aktivitas perekonomian di daerah 3T, karena masyarakat semakin mudah mendapatkan akses BBM. Harga BBM yang sebelumnya berkisar Rp 10.000, hingga Rp 50.000, per liter kini jauh menurun menjadi Rp 6.450 (premium) dan Rp 5.150 (solar) di SPBU atau lembaga penyalur BBM resmi Pertamina.
"BBM Satu Harga telah mendorong efisiensi biaya transportasi, harga barang-barang terutama kebutuhan pokok juga menurun sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah semakin pesat," tambah dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019