Manokwari (ANTARA) - Desainer batik asal Manokwari, Papua Barat Desirianingsih Haryati Parastri yang merupakan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Barat berhasil menembus pasar Kuala Lumpur, Malaysia.
"Saya bersyukur terpilih sebagai salah satu desainer yang difasilitasi BI untuk mengikuti International Indonesia Modest Fashion Festival (IN2MF) di Kuala Lumpur pada tanggal 4 Mei 2024," kata Desi di Manokwari, Minggu.
Ia mengatakan, IN2MF merupakan pagelaran peragaan busana tertutup (modest fashion) dari Bank Indonesia yang berkolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengangkat citra kain warisan nusantara (wastra) batik.
Ajang tersebut hanya diikuti lima desainer terbaik dari lomba desain batik yang diselenggarakan BI sebelumnya.
Melalui acara tersebut, ternyata batik khas Papua cukup disukai warga Malaysia. Desain baju batiknya yang bertema “Streetwise Sophistication” mendapat sambutan hangat dari para pecinta busana di sana.
Tema tersebut terinspirasi dari busana gaya jalanan yang santai, kontemporer, modern, kekinian dan mudah dipakai. Diharapkan desain itu dapat memotivasi anak muda untuk bisa memakai baju batik khas Papua karena selama ini batik dianggap busana kuno.
"Batik dari Papua banyak disukai karena keunikan gambarnya. Pada peragaan busana itu saya mengangkat budaya Papua seperti tameng Papua, tifa, ukiran Papua dan Rumah Kaki Seribu," katanya.
Usai pagelaran IN2MF tersebut, Desi mengakui sudah mulai mendapat banyak pesanan dari Malaysia baik kain-kain batik maupun busana batik khas Papua. Produk-produknya kini mulai merambah ke luar negeri.
Ia menjelaskan, prestasi yang berhasil diraihnya tidak terlepas dari peran BI yang terus membina pengusaha maupun pelaku UMKM di Papua Barat.
Semenjak menjadi binaan BI dari tahun 2017, Desi mengaku terus didampingi BI untuk pengembangan usahanya. Dari yang awalnya ia merintis usaha sebagai kursus menjahit kemudian berubah menjadi desainer dan produsen batik khusus Papua.
Ia mengatakan, BI terus mendorong dirinya untuk berkembang dengan diajak mengikuti berbagai pelatihan UMKM, peragaan busana, pameran hingga pemberian bantuan peralatan seperti tablet desain.
"Bahkan saya harus re-branding usaha dari kursus menjahit Asrie Modesta menjadi produsen dan desainer Kasuari Batik berkat dari pelatihan UMKM yang difasilitasi BI. Istilahnya kita bisa naik kelas dengan pelatihan itu," ujarnya.
Berkat dorongan dari BI dan kerja kerasnya, saat ini desain-desain batik khas Papua milik Desi bisa lebih dikenal masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia bahkan bisa go internasional. Ia juga menjadi satu-satunya desainer dari Tanah Papua yang bisa tembus peragaan busana tingkat nasional dengan mengangkat batik Papua.