Manokwari,(Antara Papua Barat)-Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) bersama pemerintah Kabupaten Teluk Wondama akan menjadikan perairan laut wilayah Aisandami sebagai pusat wisata diving atau menyelam.
Kepala BBTNTC Ben G Saroy di Manokwari, Minggu, mengatakan potensi termbu karang di wilayah tersebut cukup besar dan bisa menjadi obyek wisata diving atau menyelam.
"Selama ini ribuan wisata Asing masuk. Pada tahun 2015 jumlahnya mencapai 5 ribu, 2015 sekitar 4.800 orang," katanya.
Pihaknya ingin, daerah tersebut menjadi pusat pengelolaan terumbu karang yang dapat menunjang pengembangan pariwisata yang berkelanjutan baik di wilayah kabupaten Teluk Wondama maupun di kawasan Taman Nasional secara keseluruhan.
"Kami sedang mengembangkan pariwisata di sejumlah lokasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang meliputi Kabupaten Nabire, Teluk Wondama dan Manokwari Selatan," katanya.
Dia di wilayah Aisandami akan dikembangkan sebagai obyek wisata diving begitu pun di wilayah Gunung Botak Manokwari Selatan.
"Untuk pusat pengamatan hiu paus kami suiapkan di wilayah Kuatisore, Kabupaten Nabire, Papua. Disitu kita bisa menjumpai hiu setiap hari," ujarnya.
Ben menyebutkan, Sale Terapung akan di bangun di wilayah tersebut sebagai ganti keramba nelayan yang selama ini masuk di lokasi tersebut. Kelak pengunjung dapat menikmati wisata dan menyaksikan ikan.
Khusus di Kabupaten Teluk Wondama, lanjutnya, terdapat banyak obyek yang dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata. Di daerah yang dapat diakses dari Manokwari Selatan tersebut ada pulau Yop yang bisa dikembangkan sebagai pusat wisata budaya.
"Disitu ada situs batu jodoh. Dahulu masyarakat melayakini jika kita bisa mengangkat batu tersebut keinginan kita akan teraih, termasuk dalam perjodohan," ujarnya menambahkan.
Selain itu, di pulau Ron, Windesi dan Wasior sebagai pusat kabupaten terdapat situs religi, berupa gereja tua. Hal ini bisa dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pariwisata Wondama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2017
Kepala BBTNTC Ben G Saroy di Manokwari, Minggu, mengatakan potensi termbu karang di wilayah tersebut cukup besar dan bisa menjadi obyek wisata diving atau menyelam.
"Selama ini ribuan wisata Asing masuk. Pada tahun 2015 jumlahnya mencapai 5 ribu, 2015 sekitar 4.800 orang," katanya.
Pihaknya ingin, daerah tersebut menjadi pusat pengelolaan terumbu karang yang dapat menunjang pengembangan pariwisata yang berkelanjutan baik di wilayah kabupaten Teluk Wondama maupun di kawasan Taman Nasional secara keseluruhan.
"Kami sedang mengembangkan pariwisata di sejumlah lokasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang meliputi Kabupaten Nabire, Teluk Wondama dan Manokwari Selatan," katanya.
Dia di wilayah Aisandami akan dikembangkan sebagai obyek wisata diving begitu pun di wilayah Gunung Botak Manokwari Selatan.
"Untuk pusat pengamatan hiu paus kami suiapkan di wilayah Kuatisore, Kabupaten Nabire, Papua. Disitu kita bisa menjumpai hiu setiap hari," ujarnya.
Ben menyebutkan, Sale Terapung akan di bangun di wilayah tersebut sebagai ganti keramba nelayan yang selama ini masuk di lokasi tersebut. Kelak pengunjung dapat menikmati wisata dan menyaksikan ikan.
Khusus di Kabupaten Teluk Wondama, lanjutnya, terdapat banyak obyek yang dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata. Di daerah yang dapat diakses dari Manokwari Selatan tersebut ada pulau Yop yang bisa dikembangkan sebagai pusat wisata budaya.
"Disitu ada situs batu jodoh. Dahulu masyarakat melayakini jika kita bisa mengangkat batu tersebut keinginan kita akan teraih, termasuk dalam perjodohan," ujarnya menambahkan.
Selain itu, di pulau Ron, Windesi dan Wasior sebagai pusat kabupaten terdapat situs religi, berupa gereja tua. Hal ini bisa dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pariwisata Wondama.(*)
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2017