Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Rudolf Alberth Rodja menyatakan, gereja memiliki andil cukup besar dalam menjaga situasi keamanan menjelang pemilihan umum (Pemilu) tahun 2019.

"Pelaksanaan Pemilu tinggal menghitung hari. Gereja juga punya peran penting menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan umum pada 17 Aptil 2019 mendatang," kata Kapolda pada perayaan Natal di Gereja Oikumene Mapolda, Kamis.

Polda Papua Barat, kata Rodja, membuka ruang bagi jemaat gereja serta masyarakat umum lainya untuk menyampaikan kritik dan masukan. Hal-hal yang kurang di jajaran siap diperbaiki.

Sebagai aparat penegak hukum, lanjut Kapolda, ia dan seluruh personil bersikap netral. Setiap personil Polisi wajib menjaga netralitas pada hajatan demokrasi tersebut.

Menurutnya, kepentingan Polri pada setiap pelaksanaan pesta demokrasi adalah terwujudnya pelaksanaan Pemilu berlangsung aman, damai dan lancar, tidak ada kerusuhan, sehingga  masyarakat dan pemerintah bisa tetap  beraktifitas dengan lancar.

Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Barat, Pendeta Zadrak Simbiak mengajak seluruh umat beragama untuk selalu merawat kebersamaan dalam pesta demokrasi pemilihan umum 2019.

Menurut Zadrak, setiap agama mengajarkan kebaikan dan saling menghargai antar sesama. Pemilu harus dibarengi dengan sikap serta etikat yang baik dari semua pihak.

"Kita semua ingin Papua Barat damai, tidak ada konflik apa pun, termasuk pada pelaksanaan Pemilu 2019. Mari kita jaga sama-sama tanah Papua ini,"kata dia.

Selama ini, lanjut Pendeta, kerukunan antar umat beragama di Papua Barat sudah terjalin secara baik.  Situasi tersebut harus dijaga, termasuk pada momentum pemilihan calon anggota legislatif (caleg) dan pemilihan presiden (Pilpres).

"Papua Barat harus terbebas dari hoaks. Masyarakat jangan sampai terprovokasi berita bohong. Ferivikasi sebelum jelas kebenarannya, jangan ikut sebar," sebutnya.

 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019