Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema mencanangkan gerakan menanam sejuta anakan bakau untuk cegah abrasi di Pulau Raimuti, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
“Ini bentuk kepedulian kita dalam melestarikan alam dari kepunahan, kalau tidak dilakukan dari sekarang boleh jadi pulau ini hanya akan tinggal nama, harus ada aksi nyata untuk selamatkan Pulau Raimuti,” kata Mayjen Lema di Manokwari, Selasa.
Pulau Raimuti merupakan pulau kecil tak berpenghuni di Kabupaten Manokwari yang hanya berjarak sekitar 750 meter dari Markas Kodam XVIII/Kasuari.
Pangdam menyebut kondisi pulau itu kini sangat mengkhawatirkan.
Meski sejak awal sudah memiliki ekosistem bakau, namun jumlahnya belum cukup menopang pulau tersebut.
"Harus ada langkah nyata dari seluruh pihak termasuk kami Kodam XVIII/Kasuari untuk saling bergandengan tangan menyelamatkan dan melestarikan Pulau Raimuti dari Kepunahan," ujar Pangdam kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Menurut informasi dari sejumlah warga Manokwari, dahulu Pulau Raimuti memiliki luas yang cukup besar dan sempat dihuni warga.
Bencana gempa bumi besar yang berpusat di Biak pada 17 Februari 1996 yang memicu gelombang laut membuat setengah dari Pulau Raimuti terendam air laut hingga sekarang sehingga tidak lagi dihuni warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
“Ini bentuk kepedulian kita dalam melestarikan alam dari kepunahan, kalau tidak dilakukan dari sekarang boleh jadi pulau ini hanya akan tinggal nama, harus ada aksi nyata untuk selamatkan Pulau Raimuti,” kata Mayjen Lema di Manokwari, Selasa.
Pulau Raimuti merupakan pulau kecil tak berpenghuni di Kabupaten Manokwari yang hanya berjarak sekitar 750 meter dari Markas Kodam XVIII/Kasuari.
Pangdam menyebut kondisi pulau itu kini sangat mengkhawatirkan.
Meski sejak awal sudah memiliki ekosistem bakau, namun jumlahnya belum cukup menopang pulau tersebut.
"Harus ada langkah nyata dari seluruh pihak termasuk kami Kodam XVIII/Kasuari untuk saling bergandengan tangan menyelamatkan dan melestarikan Pulau Raimuti dari Kepunahan," ujar Pangdam kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Menurut informasi dari sejumlah warga Manokwari, dahulu Pulau Raimuti memiliki luas yang cukup besar dan sempat dihuni warga.
Bencana gempa bumi besar yang berpusat di Biak pada 17 Februari 1996 yang memicu gelombang laut membuat setengah dari Pulau Raimuti terendam air laut hingga sekarang sehingga tidak lagi dihuni warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022