Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprakirakan Badai Yutu yang terjadi di wilayah perairan Pasifik Barat tidak akan memasuki wilayah Papua dan Papua Barat.

"Bahkan seluruh wilayah Indonesia, karena kita berada pada daerah khatulistiwa. Badai akan mengecil bahkan hilang dengan sendirinya saat memasuki titik 5 derajat dari garis katulistiwa," kata Kepala Stasiun BMKG Manokwari Denny Puttiray di Manokwari, Rabu.

Ia mengutarakan, badai Yutu terus bergerak kearah barat laut. Beberapa hari lalu badai tersebut sudah memasuki wilayah Filipina dan diperkirakan akan bergerak ke Cina atau menghilang secara sendirinya.

Pekan lalu, kata dia, BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait badai tersebut. Saat itu badai berada tak jauh dari wilayah Papua dan Papua Barat.

"Dan memang badai tersebut tidak masuk ke wilayah kita, karena sesuai hukum alam badai tidak akan masuk ke wilayah 5 derajat titik katulistiwa. Inilah keistimewaan kita tinggal di Indonesia," kata dia lagi.

Meskipun demikian, kata Denny, Papua Barat juga menerima dampak dari fenomena alam tersebut. Antara Kamis hingga Jumat pekan lalu, angin di wilayah laut Pasifik cukup kencang dan hal itu berdampak pada tinggi gelombang air laut di wilayah utara Papua dan Papua Barat.

Tingginya gelombang di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) yang terjadi pekan lalu hingga membuat petugas Balai Besar TNTC terjebak di Pulau Wairundi, Teluk Wondama ditengarai sebagai dampak dari badai Yutu di kawasan Pasifik.

"Seperti itu dampaknya, tapi tidak sampai masuk ke wilayah Indonesia. Meskipun demikian kita tetap harus waspada terhadap setiap badai di laut Pasifik," ujarnya lagi.

Pantaun Antara, perairan di wilayah Manokwari pada Rabu pagi pagi hingga siang cukup teduh. Gelombang air laut rata-rata pada ketinggian 1 meter dan nelayan pun beraktivitas cukup lancar.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018