Pemerintah Provinsi Papua Barat menyatakan akan terus memberikan perhatian dan bantuan untuk mengatasi permasalahan banjir bandang yang kerap terjadi di Kabupaten Teluk Wondama.
Kepala Pelaksana BPBD Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Jumat, mengatakan jajarannya langsung berangkat ke Wondama untuk melakukan penilaian lapangan di kawasan terdampak bencana setelah wilayah itu dilanda banjir bandang pada Senin (30/5) dini hari.
Selama dua hari di Wondama, tim BPBD juga menyalurkan bantuan berupa peralatan tidur bagi warga terdampak terutama di wilayah Distrik Wondiboi dan Rasiei.
Hasil penilaian lapangan oleh BPBD akan menjadi pertimbangan bagi Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw dalam menentukan kebijakan guna membantu penanganan pascabencana di Teluk Wondama.
"Hasil asesmen ini akan dilaporkan ke Pj. Gubernur untuk mengambil kebijakan terkait kebutuhan yang sifatnya dasar. Nanti diberikan dukungan sesuai hasil penilaian berdasarkan kerusakan dan kerugian yang dialami," kata Ampnir melalui sambungan telepon.
Tanggap darurat bencana banjir bandang di Wondama disepakati berlangsung selama 14 hari.
Dalam dua pekan pertama itu, fokus perhatian diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa makanan, pakaian dan perlengkapan tidur. Hal lain yang menjadi perhatian yaitu pembersihan rumah dan fasilitas yang terkena banjir, juga perbaikan sanitasi dan air bersih.
"Jadi kita fokus pada perbaikan lingkungan, rumah, sanitasi juga air bersih itu harus cukup untuk warga karena banyak pipa yang rusak, mata air yang tertimbun lumpur ini harus dibersihkan. Juga peralatan untuk membersihkan rumah seperti sekop dan gerobak," ujarnya.
Bencana banjir sudah berulang kali terbanjirjadi di Teluk Wondama. Pada 4 Oktober 2010, banjir bandang dahsyat merenggut lebih dari 100 korban jiwa dan meluluhlantakkan Kota Wasior.
Menurut Ampnir, perlu ada pemetaan masalah secara komprehensif apa saja yang menjadi penyebab banjir dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Semuanya harus direncanakan secara matang dan terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir.
Maka dari itu, kata Ampnir, hasil penilaian juga akan menjadi rujukan dalam perencanaan yang akan dibuat ke depan dalam rangka mencari solusi untuk pencegahan bencana banjir di kabupaten berjuluk 'Tanah Peradaban Orang Papua' itu.
Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Teluk Wondama, banjir pada Senin (30/5) dini hari itu mengakibatkan 77 unit rumah warga mengalami rusak berat, sedang dan ringan yang tersebar di dua kecamatan atau distrik yakni Wondiboi dan Rasiei.
Selain bantuan dari BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten Teluk Wondama juga telah menyalurkan bantuan sembako bagi warga terdampak. Termasuk bantuan makanan siap saji dari dinas sosial serta pengobatan dari dinas kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
Kepala Pelaksana BPBD Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Jumat, mengatakan jajarannya langsung berangkat ke Wondama untuk melakukan penilaian lapangan di kawasan terdampak bencana setelah wilayah itu dilanda banjir bandang pada Senin (30/5) dini hari.
Selama dua hari di Wondama, tim BPBD juga menyalurkan bantuan berupa peralatan tidur bagi warga terdampak terutama di wilayah Distrik Wondiboi dan Rasiei.
Hasil penilaian lapangan oleh BPBD akan menjadi pertimbangan bagi Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw dalam menentukan kebijakan guna membantu penanganan pascabencana di Teluk Wondama.
"Hasil asesmen ini akan dilaporkan ke Pj. Gubernur untuk mengambil kebijakan terkait kebutuhan yang sifatnya dasar. Nanti diberikan dukungan sesuai hasil penilaian berdasarkan kerusakan dan kerugian yang dialami," kata Ampnir melalui sambungan telepon.
Tanggap darurat bencana banjir bandang di Wondama disepakati berlangsung selama 14 hari.
Dalam dua pekan pertama itu, fokus perhatian diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa makanan, pakaian dan perlengkapan tidur. Hal lain yang menjadi perhatian yaitu pembersihan rumah dan fasilitas yang terkena banjir, juga perbaikan sanitasi dan air bersih.
"Jadi kita fokus pada perbaikan lingkungan, rumah, sanitasi juga air bersih itu harus cukup untuk warga karena banyak pipa yang rusak, mata air yang tertimbun lumpur ini harus dibersihkan. Juga peralatan untuk membersihkan rumah seperti sekop dan gerobak," ujarnya.
Bencana banjir sudah berulang kali terbanjirjadi di Teluk Wondama. Pada 4 Oktober 2010, banjir bandang dahsyat merenggut lebih dari 100 korban jiwa dan meluluhlantakkan Kota Wasior.
Menurut Ampnir, perlu ada pemetaan masalah secara komprehensif apa saja yang menjadi penyebab banjir dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Semuanya harus direncanakan secara matang dan terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir.
Maka dari itu, kata Ampnir, hasil penilaian juga akan menjadi rujukan dalam perencanaan yang akan dibuat ke depan dalam rangka mencari solusi untuk pencegahan bencana banjir di kabupaten berjuluk 'Tanah Peradaban Orang Papua' itu.
Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Teluk Wondama, banjir pada Senin (30/5) dini hari itu mengakibatkan 77 unit rumah warga mengalami rusak berat, sedang dan ringan yang tersebar di dua kecamatan atau distrik yakni Wondiboi dan Rasiei.
Selain bantuan dari BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten Teluk Wondama juga telah menyalurkan bantuan sembako bagi warga terdampak. Termasuk bantuan makanan siap saji dari dinas sosial serta pengobatan dari dinas kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022