Oleh Toyiban Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Perayaan lebaran atau Idul Fitrhi di Indonesia dinilai bisa menjadi contoh yang indah dalam membangun peradaban dan perdamaian dunia.

Ketua Pondok Pesantren Salafiyah SP-3 Manokwari Abdul Kholiq Buhori pada Kuthab Idul Fitrhi di Lapangan Apel Marakas Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari, Papua Barat, Jumat, mengatakan ritual Idul Fitrhi mengandung ibadah yang bersifat vertikal dan horisontal.

Pada perayaan ini, sebut Buhori, umat muslim tak hanya bermunajat syukur kepada Allah. Solidaritas sosial, meminta maaf dan saling meminta maaf pun terbangun dalam perayaan ini 

Oleh umat muslim di Indonesia, kata dia,  seluruh ceremoni peribadatan dalam Idul Fitrhi menjadi ritual pokok. Budaya ini sudah terbangun sejak lama sebelum masyarakat negeri ini merdeka, berdaulat sebagai bangsa di dunia.

Ia menyebutkan, renungan yang dapat dipetik selepas Ramadhan bahwa setelah menjalani puasa sebulan penuh,  manusia bisa terlepas dari dosa kepada tuhan serta sesamanya.

Saling memaafkan, merupakan  manifesrasi ajaran Islam. Sikap ini sangat dianjurkan dalam menjalani kehidupan sosial.

Pada era perkembangan teknologi, dimana sosial media cukup kompleks dan bisa diakses setiap kalangan, budaya Idul Fitrhi dinilai sangat relevan

Sosial media dinilai menjadi salah satu alat pemicu konflik sejumlah negara termasuk Indonesia. Momentum lebaran menjadi sarana paling efektif dalam penuntasan konflik antar masyarakat.

Kholig mengajak umat muslim di Manokwari semakin mampu menempatkan diri serta membangun hubungan yang harmonis pada Idul Ftrhi 2018.

"Menanggalkan kepentingan pribadi demi menghargai, bertoleransi dan kemaslahatan seluruh umat beragama," ujarnya

Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Idul Fitrhi ia juga mengajak seluruh umat muslim insaf, sebab seluruh perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018