PT Pertamina RU VII Kasim, Sorong telah meresmikan pembangunan Open Access atau proyek bahan baku crude oil guna ketahanan energi di wilayah timur Indonesia

General Manager RU VII Kasim, Yulianto Triwibowo, di Sorong, Kamis, mengatakan Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono selaku project owner secara simbolis telah meresmikan Proyek Open Access dalam acara "kick off meeting" secara daring.

Dia menjelaskan inisiasi proyek pembangunan Open Access di RU VII Kasim berawal dari semangat untuk berkontribusi aktif dalam semangat membangun energi negeri.

Kondisi demografi Kasim di Propinsi Papua Barat menjadi salah satu kunci penting dalam memainkan peranan dalam ketahanan dan kedaulatan energi pada titik paling timur Indonesia. Hal ini menjadi salah satu keunggulan bagi RU VII Kasim, untuk tetap melakukan inovasi di setiap aspek bisnis yang ada.

Ia menyampaikan berangkat dari beberapa faktor di atas, adanya tren penurunan crude serta upaya RU VII untuk menghilangkan ketergantungan pada crude oil tertentu, maka RU VII berupaya mencari alternatif sumber crude lain yang lebih murah dengan spesifikasi yang sama maupun yang lebih baik untuk meningkatkan profit margin seiring dengan transisi RU VII menjadi subholding serta memperkuat ketahanan stok energi dengan jumlah yang mendukung pemerataan BBM di seluruh wilayah Indonesia.

"Guna mendukung percepatan pembangunan di tanah Papua," katanya.

Sebagai langkah awal, kata dia, strategis pengembangan RU VII Kasim adalah Proyek Open Access meliputi pembangunan jetty baru untuk mengakomodir "loading" kapal dengan tonase hingga 50.000 DWT (deadweight tonnage), sehingga diharapkan dengan volume yang lebih besar akan berdampak pada "freight cost" bahan baku per barel yang semakin dapat ditekan.

Selanjutnya crude yang akan dialirkan dari jetty baru tersebut, ditampung pada empat tangki yang akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 110.000 barel sehingga diharapkan RU VII memiliki ketahanan stok selama 44 hari.

"Proyek Open Access ini merupakan hasil sinergi dan kontribusi dari kolaborasi berbagai pihak, antara lain PT JGC sebagai FEED designer, Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Gerbang Sarana Baja sebagai EPC Kontraktor serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai Project Management Consulting. Proyek Open Access ini diharapkan dapat mengawal peningkatan pemenuhan BBM di kawasan 3T yaitu Terdepan, Tertinggal, Terluar," ujar Yulianto Triwibowo.

Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono yang memberikan keterangan terpisah, menyampaikan bahwa dalam proyek Open Access ini seluruh pihak yang terlibat tetap menjaga dan mengikuti protokol kesehatan guna pencegahan penyebaran COVID-19 di RU VII Kasim

Ia menjelaskan dengan teknologi yang ada dapat melakukan penerapan inovasi, langkah-langkah ekstraordinari dalam akselerasi pencapaian target bisnis, serta kendali penuh pada level subholding dalam mengimplementasikan kebijakan strategis yang telah ditentukan oleh holding, menjadi semangat utama dari Tim BOD untuk PT KPI sebagai subholding dalam mewujudkan aspirasi Pertamina menjadi Global Energy Champion.

Dia mengatakan saat ini Pertamina dituntut selalu profesional dan berorientasi profit, sehingga harus bisa berkompetisi dengan pasar internasional.

"Untuk itu kita harus senantiasa menjaga Value Protection dalam aspek availability dan reliability sebagai bentuk perwujudan komitmen untuk mencapai pperational excellence," katanya.

Sebagai satu-satunya kilang yang berdiri di kawasan Indonesia timur yang mempunyai peranan penting dalam kontribusi menjaga kemandirian dan kedaulatan energi di lini terdepan, katanya, untuk produksi dan penyaluran produk-produk di wilayah Indonesia timur, Proyek Open Access diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja kilang RU VII menuju kapasitas maksimal.

Pewarta: Ernes Broning Kakisina

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020