Manokwari (Antara Papua Barat)-Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Barat sedang membidik jaringan Narkoba Internasional yang beroperasi di wilayah tersebut.
Kepala BNN Papua Barat Kombes Pol Jackson Lapalonga di Manokwari, Kamis mengatakan belum lama ini pihaknya bersama kantor Beacukai Sorong berhasil menggagalkan upaya penyelundupan ganja dari jaringan Spanyol. Ganja tersebut hendak di kirim ke salah satu Resort di Raja Ampat.
"Jaringan Spanyol akan menjadi perhatian serius, bagi kami ini kasus menonjol karena sudah menyasar Raja Ampat yang kita kenal sebagai daerah pengembangan destinasi pariwisata," kata dia.
Selain jaringan Spanyol, mulai tahun 2017 pihaknya pun akan memperkuat koordinasi untuk mengawasi aktivitas di Pelabuhan pabrik Semen di Maruni, Manokwari.
Dia mengutarakan, pabrik semen Maruni adalah persuhaan yang dibangun oleh Investor asal China. Pihaknya tak ingin, ada penyelundupan narkoba melalui pelabuhan tersebut.
"Sudah menjadi fakta bahwa,90 persen narkoba yang masuk di Indonesia berasal dari China. Pembangunan dan investasi harus berlangsung, namun pengawasan pun wajib ditegakan," ujarnya.
Dia berharap, kedepan seluruh pemangku kepentingan bersinergi mengawasi aktivitas di Pelabuhan Maruni. Perlu tim khusus, baik untuk mengawasi barang maupun orang di pelabuhan tersebut.
Jackson menjelaskan, wilayah timur Indonesia menjadi target pemasaran Narkoba, termasuk wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.
"Apalagi Papua dan Papua Barat merupakan daerah perlintasan kapal dari jalur Australia dan Asia Pasifik. Antisipasi harus dilakukan agar tidak kecolongan," ujarnya lagi.
Selain jaringan internasional, pihaknya pun saat ini masih terus mengungkap jaringan narkoba Jakarta-Manokwari. Belum lama ini pihaknya menangkan satu orang kurir pil ekstasi di Manokwari.
BNN masih mengejar seorang tersangka lain berinisial DN. Diduga DN merupakan penghubung antara jaringan Jakarta dengan Manokwari.
"DN adalah seorang wanita, kami sudah menetapkan dia dalam DPO (daftar pencarian orang. Informasi sudah disebar, kapan dan dimana pun dia berada akan ditangkap," sebutnya lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016
Kepala BNN Papua Barat Kombes Pol Jackson Lapalonga di Manokwari, Kamis mengatakan belum lama ini pihaknya bersama kantor Beacukai Sorong berhasil menggagalkan upaya penyelundupan ganja dari jaringan Spanyol. Ganja tersebut hendak di kirim ke salah satu Resort di Raja Ampat.
"Jaringan Spanyol akan menjadi perhatian serius, bagi kami ini kasus menonjol karena sudah menyasar Raja Ampat yang kita kenal sebagai daerah pengembangan destinasi pariwisata," kata dia.
Selain jaringan Spanyol, mulai tahun 2017 pihaknya pun akan memperkuat koordinasi untuk mengawasi aktivitas di Pelabuhan pabrik Semen di Maruni, Manokwari.
Dia mengutarakan, pabrik semen Maruni adalah persuhaan yang dibangun oleh Investor asal China. Pihaknya tak ingin, ada penyelundupan narkoba melalui pelabuhan tersebut.
"Sudah menjadi fakta bahwa,90 persen narkoba yang masuk di Indonesia berasal dari China. Pembangunan dan investasi harus berlangsung, namun pengawasan pun wajib ditegakan," ujarnya.
Dia berharap, kedepan seluruh pemangku kepentingan bersinergi mengawasi aktivitas di Pelabuhan Maruni. Perlu tim khusus, baik untuk mengawasi barang maupun orang di pelabuhan tersebut.
Jackson menjelaskan, wilayah timur Indonesia menjadi target pemasaran Narkoba, termasuk wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.
"Apalagi Papua dan Papua Barat merupakan daerah perlintasan kapal dari jalur Australia dan Asia Pasifik. Antisipasi harus dilakukan agar tidak kecolongan," ujarnya lagi.
Selain jaringan internasional, pihaknya pun saat ini masih terus mengungkap jaringan narkoba Jakarta-Manokwari. Belum lama ini pihaknya menangkan satu orang kurir pil ekstasi di Manokwari.
BNN masih mengejar seorang tersangka lain berinisial DN. Diduga DN merupakan penghubung antara jaringan Jakarta dengan Manokwari.
"DN adalah seorang wanita, kami sudah menetapkan dia dalam DPO (daftar pencarian orang. Informasi sudah disebar, kapan dan dimana pun dia berada akan ditangkap," sebutnya lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016