Wasior, (Antaranews Papua Barat) - Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, bersama Lembaga Masyarakat Adat (LMA) diminta segera mengambil langkah penyelamatan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati di wilayah Distrik Naikere.

Di wilayah tersebut ada aktifitas eksploitasi besar-besaran oleh perusahaan pemegang ijin hak pengelalaan hutan. Ditengarai, pembalakan liar pun terjadi di kawasan ini.

Tidak hanya hutan yang digunduli, binatang liar seperti rusa dan babi hutan serta berbagai jenis burung khas Papua yang tinggal di kawasan hutan Naikere juga terancam punah karena masifnya perburuan oleh masyarakat yang dilakukan hampir setiap hari.

Tokoh Pemuda Distrik Naikere yang sekaligus Kepala Distrik Naikere, Konstan Natama meminta Pemda dan LMA tidak bersikap pasif menyikapi kondisi tersebut.
 
"Hutan kami di Naikere sekarang sudah hancur, kayu besi (merbau) sudah habis. Saya mau tanya apakah kita nanti bawa kayu besi dari Jawa sana untuk bangun di Wondama ? Saya mohon lembaga adat dan Pemda jangan abaikan kami," kata Konstan pada  Musyawarah Adat di Wasior,Senin.

Konstan berharap musyawarah adat yang melibatkan utusan semua marga atau keret di Kabupaten Teluk Wondama dapat memutuskan batas wilayah adat di Naikere sehingga ke depan tidak lagi terjadi saling klaim kepemilikan tanah adat yang pada akhirnya akan merugikan warga setempat sendiri.

"Jangan sampai orang memanfaatkan kebodohan kami untuk mengambil semua hasil (alam) di atas," lanjutnya.

Ketua LMA Yulianus Torey menyatakan pihaknya sebenarnya tidak tinggal diam terkait eskploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut. Dia sendiri sudah melihat langsung maraknya penebangan kayu besi di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua tersebut.

Meskipun demikian pihaknya belum bisa diambil tindakan, mengingat LMA tidak memiliki kewenangan untuk menghentikan aktifitas penebangan tersebut.

"Apalagi menghentikan pemberian izin pengelolaan hutan. Itu kewenangan pemerintah," kata dia (*)  
 

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018