Wasior, (Antaranews Papua Barat) Ketua Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Wondama Pendeta Rosalie Wamafma mendorong Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat merealisasikan rencana pemugaran situs rohani Aitumieri yang berada di Miei, Wasior.

Pemugaran Aitumeiri dipandang penting dalam rangka menjaga dan mengamankan situs yang menyimpan banyak peninggalan penting tentang sejarah Pekabaran Injil di Tanah Papua itu. 

"Seingat saya pernah ada masterplan t yang sudah pernah dipaparkan oleh Bappeda kepada Badan Pekerja Klasis. Kapan kita bisa melihat itu kembali dan ada hal-hal apa yang perlu kami kasih masukan baik dari segi teologis, estetika, budaya dan semuanya itu menjadi satu padu,"kata Pendeta Ros pada pelaksanaan Musrenbang RKPD 2018 di Wasior, Senin.

Tidak hanya dari pihak Klasis GKI, Masyarakat distrik Wasior khususnya Kampung Maniwak juga mengharapkan Pemkab turun tangan merevitalisasi situs rohani Aitumeiri. Dalam forum musrenbang distrik beberapa waktu lalu,  warga setempat mengusulkan pembangunan situs bersejarah itu menjadi salah satu kegiatan prioritas untuk direalisasikan pada tahun 2019.

Aitumeiri merupakan situs bersejarah bagi orang Papua karena di tempat inilah pertama kali dibangun sekolah formal yang membuat orang asli Papua bisa tahu menulis dan membaca. 

Di tempat ini pula tersimpan berbagai peninggalan penting yang berkaitan dengan sejarah Pekabaran Injil di tanah Papua. Salah satunya adalah Batu Peradaban yang diyakini sebagai tempat zendeling asal Belanda Ishak Semuel Kijne menulis berbagai lagu rohani yang sekarang dipakai sebagai nyanyian rohani di setiap gereja GKI di Tanah Papua. 

Tidak heran Aitumeiri dijuluki sebagai Situs Peradaban Orang Papua. Sayangnya, situs bersejarah ini terkesan tidak terawat. 

Rumput dan semak belukar tampak memenuhi kawasan di bukit Aitumeiri  di mana terdapat Batu Peradaban juga bangunan rumah yang pernah ditinggali para zendeling, bangunan sekolah lama dan beberapa bangunan bersejarah lainnya.

Jika tak kunjung dilakukan revitalisasi, bukan tidak mungkin banyak peninggalan penting masa lalu yang jadi rusak atau hilang. (*) 

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018