Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Teluk Wondama, Papua Barat, telah merampungkan proses revitalisasi situs Batu Peradaban Aitumieri di Distrik Wasior yang sempat tertunda selama lebih dari 15 tahun.
Bupati Hendrik Mambor di Wasior, Jumat, mengatakan Situs Batu Peradaban Aitumieri merupakan situs religi bersejarah yang menjadi cikal bakal lahirnya peradaban baru bagi orang Papua.
"Revitalisasi atau penataan kembali kawasan situs Aitumieri telah dirintis sejak periode pertama pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama pada 2005-2010, masa kepemimpinan Bupati (alm) Alberth Torey," katanya.
Namun rencana itu terus tertunda selama lebih kurang 15 tahun karena berbagai kendala. Sampai akhirnya pada masa kepemimpinan dirinya bersama Wakil Bupati Andarias Kayukatuy, rencana untuk menata ulang Situs Batu Peradaban Aitumieri dapat terwujud.
Revitalisasi Situs Batu Peradaban Aitumieri dimulai pada 2023 dengan sumber anggaran APBD Kabupaten Teluk Wondama sebesar Rp4 miliar.
"Awalnya kami agak ragu karena APBD sangat terbatas. Tapi kita dapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat dan dari APBN untuk memulai membangun situs sejarah peradaban Orang Papua di Bukit Aitumieri. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi tanah Papua," kata Mambor.
Pemkab Teluk Wondama sendiri telah mempersiapkan rencana induk pembangunan kembali kawasan Situs Aitumieri yang di dalamnya terdapat Situs Batu Peradaban, bekas bangunan rumah tinggal Pendeta I.S Kijne serta bekas sekolah dan asrama yang dibangun pada 1925.
Juga Situs Batu Inspirasi yang merupakan tempat I.S Kijne dahulu biasa bermeditasi untuk mendapatkan inspirasi dalam menjalankan misi penginjilan dan pendidikan di tanah Papua.
Pemkab Teluk Wondama juga telah mengusulkan pada pemerintah pusat agar Situs Religi Aitumieri dijadikan sebagai Cagar Budaya.
Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Pendeta Andrikus Mofu mengajak umat Kristen di Papua untuk merefleksikan kembali pesan rohani atau nubuat I.S Kijne saat menjalankan misi penginjilan dengan membangun pendidikan pertama bagi Orang Papua di Teluk Wondama tepatnya di Bukit Aitumieri pada 1925.
I.S Kijne bernubuat “Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua."
I.S Kijne juga berpesan “Barang siapa yang bekerja di tanah ini dengan setia, jujur dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.”
Ia mengatakan, Situs Batu Peradaban Aitumieri yang menjadi dasar lahirnya peradaban baru orang Papua hendaknya dimaknai dengan terus menjadi pribadi yang setia dan mematuhi Firman Tuhan.
"Kita bisa mengusahakan apapun. Berupaya untuk melakukan apapun tetapi perubahan itu hanya dapat dilakukan dengan dengar-dengaran. Dengar-dengaran akan Injil itu menjadi hal yang penting yang menentukan perubahan di masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Bupati Hendrik Mambor di Wasior, Jumat, mengatakan Situs Batu Peradaban Aitumieri merupakan situs religi bersejarah yang menjadi cikal bakal lahirnya peradaban baru bagi orang Papua.
"Revitalisasi atau penataan kembali kawasan situs Aitumieri telah dirintis sejak periode pertama pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama pada 2005-2010, masa kepemimpinan Bupati (alm) Alberth Torey," katanya.
Namun rencana itu terus tertunda selama lebih kurang 15 tahun karena berbagai kendala. Sampai akhirnya pada masa kepemimpinan dirinya bersama Wakil Bupati Andarias Kayukatuy, rencana untuk menata ulang Situs Batu Peradaban Aitumieri dapat terwujud.
Revitalisasi Situs Batu Peradaban Aitumieri dimulai pada 2023 dengan sumber anggaran APBD Kabupaten Teluk Wondama sebesar Rp4 miliar.
"Awalnya kami agak ragu karena APBD sangat terbatas. Tapi kita dapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat dan dari APBN untuk memulai membangun situs sejarah peradaban Orang Papua di Bukit Aitumieri. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi tanah Papua," kata Mambor.
Pemkab Teluk Wondama sendiri telah mempersiapkan rencana induk pembangunan kembali kawasan Situs Aitumieri yang di dalamnya terdapat Situs Batu Peradaban, bekas bangunan rumah tinggal Pendeta I.S Kijne serta bekas sekolah dan asrama yang dibangun pada 1925.
Juga Situs Batu Inspirasi yang merupakan tempat I.S Kijne dahulu biasa bermeditasi untuk mendapatkan inspirasi dalam menjalankan misi penginjilan dan pendidikan di tanah Papua.
Pemkab Teluk Wondama juga telah mengusulkan pada pemerintah pusat agar Situs Religi Aitumieri dijadikan sebagai Cagar Budaya.
Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Pendeta Andrikus Mofu mengajak umat Kristen di Papua untuk merefleksikan kembali pesan rohani atau nubuat I.S Kijne saat menjalankan misi penginjilan dengan membangun pendidikan pertama bagi Orang Papua di Teluk Wondama tepatnya di Bukit Aitumieri pada 1925.
I.S Kijne bernubuat “Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua."
I.S Kijne juga berpesan “Barang siapa yang bekerja di tanah ini dengan setia, jujur dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.”
Ia mengatakan, Situs Batu Peradaban Aitumieri yang menjadi dasar lahirnya peradaban baru orang Papua hendaknya dimaknai dengan terus menjadi pribadi yang setia dan mematuhi Firman Tuhan.
"Kita bisa mengusahakan apapun. Berupaya untuk melakukan apapun tetapi perubahan itu hanya dapat dilakukan dengan dengar-dengaran. Dengar-dengaran akan Injil itu menjadi hal yang penting yang menentukan perubahan di masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024