Kementerian Pertanian mengharapkan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari mampu menjadi solusi penerapan konsep pertanian cerdas atau smart farming dalam mencapai ketahanan pangan.
Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Profesor Dedi Nursyamsi saat memberikan kuliah umum di Polbangtan Manokwari, Papua Barat, Jumat.
Dedi mengatakan smart farming merupakan metode pertanian modern yang digunakan secara komprehensif dalam meningkatkan produktivitas, perbaikan kualitas, dan efisiensi biaya produksi.
"Tugas mahasiswa setelah lulus dari Polbangtan harus jadi petani yang beragribisnis dan solusi memaksimalkan konsep smart farming," kata Dedi.
Konsep pertanian modern, kata dia, perlu ditopang dengan ketersediaan SDM yang memahami prospek bisnis bidang pertanian sekaligus mampu menekan harga pokok produksi.
Oleh sebab itu, Polbangtan sebagai salah satu UPT Kementan memiliki peran penting menyediakan potensi petani muda untuk mengoptimalkan penerapan konsep pertanian cerdas atau smart farming.
"Petani harus berdaya saing, dan punya kemampuan menekan harga pokok produksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal," jelas Dedi.
Dia berharap lulusan dari Polbangtan Manokwari dapat berkontribusi mendorong kemajuan pembangunan sektor pertanian di Papua Barat setelah pemerintah menghadirkan inovasi smart farming.
Inovasi tersebut adalah metode penggabungan teknologi modern dengan teknik pertanian tradisional melalui pemanfaatan sensor, internet of things, big data, dan kecerdasan buatan untuk pengembangan pertanian.
Selain itu, kata dia, mahasiswa Polbangtan juga perlu mempelajari tren permintaan dan persaingan pasar untuk menentukan jenis tanaman serta strategi pemasaran yang tepat sasaran.
"Saat ini sektor pertanian Indonesia sedang menghadapi tantangan besar di era modern. Makanya, pemerintah mengharapkan peran aktif lulusan Polbangtan," kata Dedi Nursyamsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Profesor Dedi Nursyamsi saat memberikan kuliah umum di Polbangtan Manokwari, Papua Barat, Jumat.
Dedi mengatakan smart farming merupakan metode pertanian modern yang digunakan secara komprehensif dalam meningkatkan produktivitas, perbaikan kualitas, dan efisiensi biaya produksi.
"Tugas mahasiswa setelah lulus dari Polbangtan harus jadi petani yang beragribisnis dan solusi memaksimalkan konsep smart farming," kata Dedi.
Konsep pertanian modern, kata dia, perlu ditopang dengan ketersediaan SDM yang memahami prospek bisnis bidang pertanian sekaligus mampu menekan harga pokok produksi.
Oleh sebab itu, Polbangtan sebagai salah satu UPT Kementan memiliki peran penting menyediakan potensi petani muda untuk mengoptimalkan penerapan konsep pertanian cerdas atau smart farming.
"Petani harus berdaya saing, dan punya kemampuan menekan harga pokok produksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal," jelas Dedi.
Dia berharap lulusan dari Polbangtan Manokwari dapat berkontribusi mendorong kemajuan pembangunan sektor pertanian di Papua Barat setelah pemerintah menghadirkan inovasi smart farming.
Inovasi tersebut adalah metode penggabungan teknologi modern dengan teknik pertanian tradisional melalui pemanfaatan sensor, internet of things, big data, dan kecerdasan buatan untuk pengembangan pertanian.
Selain itu, kata dia, mahasiswa Polbangtan juga perlu mempelajari tren permintaan dan persaingan pasar untuk menentukan jenis tanaman serta strategi pemasaran yang tepat sasaran.
"Saat ini sektor pertanian Indonesia sedang menghadapi tantangan besar di era modern. Makanya, pemerintah mengharapkan peran aktif lulusan Polbangtan," kata Dedi Nursyamsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024