Manokwari (Antara)-Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat di wilayah Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat dan Nabire, Papua.

Kepala BBTNTC Ben G Saroy di Manokwari, Kamis, mengatakan, aspek pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan taman nasional tersebut menjadi prioritas Kementerian Lingkungan Hidup.

"Seluruh perencanaan dan kebijakan dalam pengelolaan eko wisata di kawasan ini diarahkan pada kepentingan masyarakat. Bapak Dirjen selalu menekankan itu," katanya.

Dia menyebutkan, pihaknya terus mendorong program pemanfaatkan sumber daya alam di kawasan taman nasional dengan melibatkan masyarakat. Pengembangan kawasan disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing.

Menurutnya, kawasan taman nasional menyimpan cukup banyak potensi wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Untuk itu pengembangan pariwisata harus dilakukan dengan menetapkan zona sesuai potensinya.

"Kami sedang mengupayakan refisi zonasi sehingga pemanfaatanya bisa lebih optimal," katanya.

Dia menjelaskan, saat ini sudah ditetapkan tiga titik yang bisa menjadi pintu masuk menuju kawasan taman nasional. Pengunjung bisa masuk melalui Kwatisore Nabire, Yendou Teluk Wondama dan Gunung Botak Manokwari Selatan.

Saat ini, lanjutnya pihak balai sedang mengembangkan wild shark center di Kwatisore Nabire. Hiu paus berada di kawasan tersebut sepanjang tahun.

"Lokasi kedua wilayah Yendo Teluk Wondama. Di lokasi ini kami mengacu pada KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Kawasan ini membentang dari Yendou hingga Pulau Rumberpon," ujarnya.

Ia menjelaskan pengembangan ekowisata di dua kawasan tersebut dilakukan dengan mendorong terbentuknya yayasan, koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat.

"Masih banyak yang harus kita lakukan, karena menyiapkan masyarakat bukan hal mudah. Perlu waktu dan upaya serius agar masyarakat benar-benar mandiri mengelola ekowisata di wilayahnya," ujarnya lagi.(***)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2017