Badan Karantina Indonesia melalui Karantina Merauke, Papua Selatan mengawasi masuknya bibit tebu asal Australia melalui Bandar Udara Mopah, Merauke, Papua Selatan .
"Sebanyak 1.440 bibit tebu dikemas dalam 36 tube tiba di Merauke, Kamis, menggunakan pesawat carter langsung dari Australia," kata Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono, Jumat.
Dijelaskan, 1.440 bibit tebu yang datang itu merupakan tahap pertama karena akan masuk lagi di bulan Mei hingga Juni mendatang.
Bibit-bibit tebu itu sebelum dimasukkan ke dalam ruang pengasingan dan pengamatan (singmat) milik karantina terlebih dahulu dilakukan serangkaian tindakan berupa pemeriksaan administratif dan fisik serta uji laboratorium guna memastikan tidak adanya gejala penyakit organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
Cahyono menjelaskan, persyaratan untuk bibit impor yaitu, dilengkapi "Phytosanitary Certificate (PC)" dari negara asal, yang kemudian dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pintu pemasukan beserta surat izin pemasukan dari Menteri Pertanian.
"Bibit-bibit itu secara administratif sudah dilengkapi PC dari Australia dan SIP Mentan," kata Cahyono seraya menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan kemudian bibit tersebut dibawa ke laboratorium Karantina Tumbuhan (KT) untuk pengambilan sampel yang selanjutnya dilakukan pengujian.
Merauke yang ditetapkan sebagai food estate tebu di Papua Selatan, merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Perpres No. 40 Tahun 2023 tentang Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (Biofuel).
Perpres tersebut menargetkan adanya peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton/hektar melalui melalui praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan Karantina Papua Selatan siap mengawal masuknya bibit asal Australia melalui pengujian laboratorium, kata Cahyono.*
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
"Sebanyak 1.440 bibit tebu dikemas dalam 36 tube tiba di Merauke, Kamis, menggunakan pesawat carter langsung dari Australia," kata Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono, Jumat.
Dijelaskan, 1.440 bibit tebu yang datang itu merupakan tahap pertama karena akan masuk lagi di bulan Mei hingga Juni mendatang.
Bibit-bibit tebu itu sebelum dimasukkan ke dalam ruang pengasingan dan pengamatan (singmat) milik karantina terlebih dahulu dilakukan serangkaian tindakan berupa pemeriksaan administratif dan fisik serta uji laboratorium guna memastikan tidak adanya gejala penyakit organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
Cahyono menjelaskan, persyaratan untuk bibit impor yaitu, dilengkapi "Phytosanitary Certificate (PC)" dari negara asal, yang kemudian dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pintu pemasukan beserta surat izin pemasukan dari Menteri Pertanian.
"Bibit-bibit itu secara administratif sudah dilengkapi PC dari Australia dan SIP Mentan," kata Cahyono seraya menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan kemudian bibit tersebut dibawa ke laboratorium Karantina Tumbuhan (KT) untuk pengambilan sampel yang selanjutnya dilakukan pengujian.
Merauke yang ditetapkan sebagai food estate tebu di Papua Selatan, merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Perpres No. 40 Tahun 2023 tentang Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (Biofuel).
Perpres tersebut menargetkan adanya peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton/hektar melalui melalui praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan Karantina Papua Selatan siap mengawal masuknya bibit asal Australia melalui pengujian laboratorium, kata Cahyono.*
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024