PT Freeport Indonesia (PTFI) membangun jembatan penghubung antara Kampung Banti 2 ke Banti 1 untuk memperlancar akses transportasi warga antar kampung, mempercepat pendistribusian hasil pertanian, dan mendekatkan akses warga terhadap fasilitas kesehatan dan air bersih. 

“Pada momentum HUT ke–57 PTFI, kami ingin masyarakat di sekitar area operasional merasakan manfaat nyata kehadiran perusahaan. Salah satunya membangun jembatan penghubung yang merupakan akses penting bagi warga Kampung Banti 2 dan Banti 1,” kata Senior Vice President (SVP) Sustainable Development PTFI Nathan Kum dari Timika, Sabtu.

Nathan mengatakan pembangunan jembatan untuk masyarakat Banti ini merupakan bagian dari MoU Program 3 Desa dengan masyarakat Banti. Spesifikasi jembatan meliputi panjang 36 meter, lebar 4,7 meter, dan kapasitas maksimum 35 ton. Pembangunan direncanakan tuntas pada awal 2025.

“Jembatan dibangun mengikuti standar aturan pemerintah. Jika sebelumnya sesuai dengan MoU Program 3 Desa, kapasitas jembatan hanya 10 ton tetapi aturan SNI saat ini minimal kapasitas jembatan ditingkatkan menjadi 35 ton,” katanya.

Dengan kapasitas yang lebih besar, lanjut Nathan, jika sebelumnya jembatan ini hanya bisa dilalui kendaraan kecil, nantinya jembatan baru bisa dilalui kendaraan besar seperti bus atau truk sehingga memudahkan akses transportasi untuk warga.

Hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan jembatan penghubung Banti 2 dan Banti 1 antara lain Vice president (VP) Papuan Affairs Division Soleman Faluk, Manager CLO Marthinus Badii, TE Community Affairs Kornel Gartner, para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kampung Waa Banti. Hadir pula perwakilan Kadistrik Tembagapura, Kapolsek Tembagapura dan Danramil Tembagapura bersama Satgas Tergelar (TNI/POLRI).

Berbagi di Gereja

Selain meresmikan pembangunan jembatan penghubung Kampung Banti 2 dan Banti 1, PTFI mengunjungi Gereja Jemaat Yerussalem Banti 2 yang baru selesai renovasi oleh PTFI bersama pemerintah desa setelah diterjang longsor beberapa waktu lalu.

Di Gereja ini warga mengikuti perayaan ibadah syukur bersama dalam rangka HUT ke-57 PTFI yang dihadiri oleh gabungan 5 Jemaat Gereja yang ada, diantaranya Jemaat Gereja Yerussalem Banti 2, Jemaat Gereja Betlehem Banti 1, Jemaat Gereja Sinai Opitwak, Jemaat Gereja Antiokia Kimbeli, dan Jemaat Gereja Pison Kimbeli.

PTFI menyerahkan bantuan 500 buah kursi lipat untuk Jemaat Gereja Yerussalem Banti 2 dan serta paket bahan makanan untuk warga.

Kristian mengatakan masyarakat Banti dan jemaat gereja turut merasakan kontribusi PTFI di dalam HUT ke-57 bersama masyarakat sekitar wilayah operasi tambang. “Ini menjadi bukti tanda peduli PTFI terhadap masyarakat yang ada di sekitar wilayah operasi, terutama masyarakat 7 Suku,” tambah Pdt.Kristian.

Selain memulai pembangunan jembatan dan penyerahan fasilitas gereja, PTFI juga merevitalisasi beberapa titik di kampung Waa Banti, di antaranya pembangunan monumen di lapangan sekolah Banti, pemasangan tempat sampah portable di beberapa titik jalan, perbaikan selang air bersih, perbaikan akses jalan menggunakan pasir batu gravel, pengecatan halte bus Banti dan lainnya.

HUT PTFI diperingati setiap 7 April. Pada momentum HUT ke-57, mengangkat tema “Berkarya untuk Indonesia” sebagai komitmen serta keteguhan hati seluruh karyawan dalam memberikan karya terbaik bagi negeri. Operasi perusahaan yang dibangun di atas nilai-nilai Safety, Integrity, Commitment, Respect, dan Excellence (SINCERE) diharapkan dapat terus memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024